Sepi…sepi…dan sepi menggelitik jiwa
Kucari di keramaian, sepi tetap menggoda
Kususuri jalanan, entah tak kutemukan yang kucari
Kudaki gunung nan tinggi, juga tak kujumpa obat sepiku.
Kuhabiskan masa untuk mencari…dan masih tak kujumpa.
Oh….aku terjatuh dalam putus asa….
Sesorot sinar tiba-tiba menghampiriku
Ku tak tahu darimana asalnya
Ku tak mengerti apa maknanya
Yang jelas, damai terasa di jiwaku
Rasa sepi itupun setapak demi setapak menghilang dari kalbuku.
Berganti dengan ketenangan
Oh…sinar apakah itu
Jelas batinku seperti diayomi
Kalau itu Anugerah Tuhan,
Maka aku ingin berjumpa si pemilik sinar itu
Ku tak mau yang lain
Karna yang lain tak mampu beri sinar di jiwaku
Aku ingin berbincang-bincang dengan sang pemilik sinar
Kan ku tempuh walau jutaan kilometer
Kan ku susuri meski ribuan tahun
Walau pun ku tahu, sulit tuk bertemu siempunya cahaya.
Namun Aku tak peduli
Kerinduanku pada siempunya sinar makin berbinar
Makin dekat aku pada sang pemilik, rasa tentram kian jelas terasa
Oh…apakah ini yang disebut sorga dunia
Oh…inikah yang dikata kemabukan cinta
Ku tak peduli, sekali lagi ku tak peduli
Yang jelas, aku harus menempuh suluk si empunya sinar
Dengan begitu kini aku menjadi seorang salik
Ya….seorang salik yang tengah mencari suluk sejati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.