Agama bangsa Arab
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya manusia punya watak dan naluri untuk suka terhadap agama, begitu pula tak terkecuali bagsa arab sebelum islam datang telah mengenal agama, yang mana dengan agama manusia dapat mendapat dan merasa akan ketenangan, begitulah kenyataan bangsa arab pra islam yang sama sebagai sosok manusia.
Agama awal mulanya dijadikan sebagai penolong atas kekurangan yang ada dalam kehidupan manusia, dan kekurangan- kekuangan tersebut merupakan suatu hukum alam yang tidak dapat dihindarkan, akan tetapi hanya dapat diusahakan untuk dipersempit kemungkinan-kemungkinan buruk dari kejadian alam yang terjadi. itulah hakekat asal mula agama dalam kehidupan lingkaungan manusia. akal yang menggerakan akan semua hal tersebut, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kejahiliyahan bangsa arab tidak meluas secara mutlak disemua lini kehidupan. Dengan adanya sebagian bangsa arab ang telah beragama membuktikan bahwasanya sebenarnya bangsa Arab telah berakal dan mepunyai pikiran yang berkembang. Akan tetapi hanya saja kehidupan bangsa arab saat itu dipandang sebagai kehidupan yang jahiliyah karena ada sebuah kebiasaan sebagian penduduk arab yang tak sesuai dan tak diterima oleh bagsa arab itu sendiri.
Agama Ibrahim
“Bahwa rumah pertama dibuat untuk manusia beribadat ialah yang dimekah itu, sudah diberi berkah dan bimbingan bagi semesta alam. Disitulah terdapat keterangan-keterangan yang jelas sebagaimana maqam (tempat) ibrahim; barang siapa memasukinya menjadi aman”[1]
Dari cuplikan arti ayat al-Qur’an diatas, dalam suatu riwayat[2] disebutkan bahwasnya awal muncul ketauhidan dibangsa arab adalah sejak datangnya Ibrahim dan putranya ke arab, untuk kemudian meletakkan dasar ajaran Alloh swt dengan meletakkan batu pertama dalam pembangunan al-makkah al-mukaramah diarab.
Sebelum datangnya para utusan, Bangsa arab bisa dikatakan sebagai bangsa yang lemah dan buta, dalam artian kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, bahkan ada yang berpendapat hidup mereka layaknya kehidupan binatang.
Sebagain besar orang arab adalah keturunan dari Ismail, sehingga sering disebutkan pula bahwa ismail adalah bapaknya orang arab. Oleh karena itu kepercayaan orang orang arab mayoritas sebelum datangnya islam adalah mengikuti dakwah dari bapaknya Ismail AS, yang mana mengajarkan agar orang-orang arab menyeru, menyembah Alloh Swt, meng-Esakan dan memeluk agama bapaknya yaitu Ismail AS. Namun disaat waktu yang terus bergulir disertai berbagai perkembngan yang mulai timbul, banyak diantara keturunan ismail AS yang melalaikan agama yang mereka percayai sebelumnya. Diantaranya dengan:
Kepercayaan terhadap berhala (agama watsani)
hakikat ibadah pendudukan Arab Jahiliyah adalah hasil dari salah satu dua perasaan, yaitu:
- Perasaan manusia yang merasa bahwa ada kekuatan tersembunyi, yang tidak dapat dikenal dan diketahui oleh manusia. Kekuatan itu yang menyebabkan bergerak dan berlakunya alam semesta ini dengan teratur dan harmonis. Perasaan ini tertanam dalam jiwa manusia.
- Perasaan yang salah terhadap sesuatu, karena hanya berdasarkan kepada pancaindera saja, seperti perasaan terhadap salah satu kekuatan yang ada di alam ini. Misalnya, perasaan orang Mesir kuno yang menganggap keistimewaan itu pada sapi, matahari, sungai Nil, dan sebagainya. Perasaan inilah yang mendorong manusia ke arah kepercayaan yang salah. Tetapi meskipun salah, perasaan itu sangat membekas di dalam kehidupan masyarakat ketika itu. Bahkan bekas-bekas itu hingga kini masih terlihat di kalangan umat yang terbelakang.
Bangsa Arab umumnya mempunyai kedua perasaan tersebut. Perasaan yang pertamalah yang mendorong bangsa Arab mengabdi kepada Allah dan mengakui jualah yang menjadikan langit dan bumi, memberikan rezeki, dan sebagainya. Sedangkan perasaan kedua yang mendorong mereka menyembah berhala, karena awalnya mereka mengganggap bahwa berhala adalah alat penghubung menyembah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun pada akhirnya mereka meyakini bahwa dalam berhala-berhala itu memiliki kekuatan sendiri.
Penyembahan terhadap berhala menjadi sesuat hal yang umum dan telah merata dikalangan masyarakat keseluruhan bangsa arab adalah karena kemunculan salah seorang tokoh dari suku Khuza’ah yang sebagain orang-orang arab menyeganinya, bahkan menganggap sebagai ulama besar dan merupakan wali Alloh swt. Diantara yang sebagaian besar penduduknya mempercayainya adalah penduduk Hijaz. Adalah Amr bin Luhay (pemimpin Bani Khuza’ah) seseorang yang sering disebut sebagai tokoh yang mempengaruhi kepercayaan orang-orang arab.
Alkisah, awal mulanya dia juga memeluk agama Ismail, hingga dia tumbuh dan dikenal sebagai orang yang baik, sebagaimana perilakunya yang sering bersadaqah dan sangat peduli terhadap berbagai urusan-urusan agama. Sampai suatu saat dia mengadakan perjalanan ke Syam. Di sana ia melihat suatu kaum (suku) bangsa Amaliqah yang menyembah berhala. Dia menganggap hal itu sebagai suatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul Allah diutus dan kitab-kitab Alloh diturunkan. Kemudian ia meminta berhala terhadap mereka dan ahirnya diberilah sebuah berhala. Maka dari itu, ia pulang sambil membawa HUBAL (nama berhala pemberian kaum Amaliqah)[3] dan meletakkannya di ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Makkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Bersamaan dengan itu sempat sebagian penduduk arab menanyakan tentang penyembahan terhadap berhala, akan tetapi belum sampai mereka selesai bertanya konon amir bin Luhay menjawab telebih dahulu, diantara jawaban yang dilontarkan adalah bahwasanya ini merupakan alat sebagai perantara kepada Alloh swt, dan pada ahirnya kembalilah mereka pada jalan kesesatan.
Setelah itu dia mengajak penduduk Makkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Sehingga banyak penduduk Hijaz yang mengikutinya karena dia dianggap sebagai ulama’ besar dan wali Allah yang disegani. Pada saat itu disebutkan terdapat lima berhala yang paling besar yang termashur dan ditempatkan serta diberi nama tertentu , seperti[4]:
- Berhala Wad atau Waddan, menjadi sesembahan kabilah Kalb,
- Berhala Sua’ atau Sua’an, menjadi sesembahan kabilah Huzdail,
- Berhala Yaghuts, menjadi sesembahan kabilah Bani Khuthaif,
4. Berhala Nasr, menjadi sesembahan kabilah Himyar.
Nama nama tersebut dalam sebuah kutipan ada yang menyebutkan sebagai nama orang soleh pada masa kaum nabi Nuh As. Selain dari lima berhala tersebut, ada beberapa berhala pula yang utama, yaitu Latta, Uzza, dan Manat.
Dan mulai saat itulah kemudian kemusyrikan semakin merebak dan merajalela di Hijaz, yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap perilaku kehidupan yang mana sebagai aktivitas diri, mereka menganggap diri mereka berada pada jalan yang benar jalan agama Ibrahim.
Disamping itu ada juga penduduk Arab yang menyembah matahari,bulan, hewan, jin, roh bahkan malaikat atau sering disebut sebagai agama Ashabiah. Mereka berpendapat bahwa bulan dan bintang-bintang meminta cahaya dari matahari. Buruk atau baiknya nasib alam bergantung dari belas kasihan matahari. Mereka juga mendirikan kuil-kuil penyembahan atau pemujaan matahari. disamping itu juga menyembah malaikat dengan beranggapan bahwa malaikat adalah yang menghidupi dan mematikan mereka juga dianggap yang menguasai segala gerak gerik manusia sehingga mereka menyembahnya. Namun tidak semua orang arab jahiliyah menyembah watsaniyah ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termaksud rumpun bangsa samiah (semid). Asal usul Yahudi berasal dari Yahuda salah seorang dari dua belas putra nabi Yakub.
Agama Yahudi sampai kejazirah arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini berangsur-angsur mendiami Yastrib dan sekitarnya dan mereka menyebarkan agama Yahudi tersebut.4 Agama Masehi yang berkembang adalah : Sekte Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat al – Masih adalah tabiat ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air di masukan kedalam tuak, lalu menjadi jenis yang satu
Sekalipun masyarakat Arab Jahiliyyah seperti itu, ternyata masih ada sisa-sisa agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, Thawaf di sekelilingnya, Haji, Umrah, Wuquf di Arafah dan Mudzalifah. Atau dalam sejarahnya disebutkan sebagai Agama Tauhid. Tidak hanya sisa-sisa agama ibrahim saja yang masih sebagian dipegang dan dilaksanakan aturan-aturanya, diberbagai belahan daerah lain juga dikenal ajaran agama oleh Nabi Hud As, dan Nabi Soleh As.
Semua gambaran agama dan kebiasaannya adalah syirik dan penyembahan terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari. Sementara sebelum itu sudah ada agama Yahudi, Masehi, Majusi, Nasrani dan Shabi’ah yang masuk ke dalam masyarakat Arab. Itulah agama-agama yang ada pada saat detik-detik menjellang kedatangan Islam di Arab. Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang yang mengaku beragama Ibrahim, justru keadaannya melenceng jauh dari perintah dan larangan Syariat Ibrahim.
Semua agama dan tradisi bangsa Arab pada masa itu terhadap berhala, keadaan orang-orangnya musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaanya hampir serupa. Akan tetapi terkecuali bagi masyarakat yang masih menjaga kesucian agama Ibrahim.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.