BUKU KUMPULAN SAJAK TIONGHOA
Ivan Taniputera
18 April 2013

Saya baru saja menemukan buku kumpulan puisi Tionghoa klasik ini. Adapun data buku adalah sebagai berikut:
Judul : Himpunan Sadjak Tionghoa.
Penyusun : Mundingsari
Penerbit : Balai Pustaka, Djakarta, 1949.
Jumlah halaman : 57.
Pada bagian Pendjelasan dapat kita baca sebagai berikut:
PENDJELASAN (halaman 7-9)
Shi-King jalah nama sebuah buku kesusasteraan lama, jang hingga sekarang masih mendjadi salah satu buku kesusasteraan jang berharga dan digemari oleh masjarakat Tionghoa, istimewa pula di Tiongkok.
Shi-King jalah himpunan sadjak dan njanjian pilihan, jang oleh penghimpunnja sendiri tidak dapat didjelaskan siapa sebenarnja jang menggubah sadjak-sadjak jang indah itu. Hanya ada keterangan bahwa sadjak-sadjak jang sebanjak itu, bukan tulisan seorang sadja, tetapi tulisan berpuluh penjair dan sastrawan jang hidup pada masa +- 700-200 sebelum Isa. Kung-Fu-Tsze, jalah penghimpunnja, menjelesaikan himpunan Shi-King beberapa tahun sebelum dia meninggal dunia.
Tidak sadja dalam kesusasteraan Tionghoa, Shi-King mendapat tempat terhormat, tetapi djuga kesusasteraan asing mengakui, bahwa Shi-King, suatu buah kesusasteraan jang indah-hidup, jang pasti akan tetap hangat sampai achir zaman. Ternjata dengan terseraknja terdjemahan-terdjemahan Shi-King dalam hampir segala bahasa di dunia! Kita sebut sadja terdjemahan-terdjemahan jang terkenal disini: dalam bahasa Inggeris jakni terdjemahan Legge, Jullien, dsl; dalam bahasa Perantjis, G. Pauthier, dan banjak lagi dalam bahasa Djerman, Itali, Djepang, dsl.
Li-Tai-Po (701-762) jalah salah seorang pandusastra Tionghoa, jang masih harum namanja hingga sekarang. Gubahan sadjaknja selalu berisi. Dialah jang mendjadi kebanggaan kesusasteraan Tionghoa, sampai sekarang.
Thu-Fu (712-770) jalah teman sezaman Li-Tai-Po, dan mereka banjak perhubungan, seperti ternjata dengan sadjak-sadjak gubahan Thu-Fu, jang dihadapkan pada Li-Tai-Po. Dalam kesusasteraan Tionghoa kedua sastrawan ini mendapat sebutan kehormatan sebagai penghargaan terhadap keindahan sadjak-sadjak gubahan mereka. Li-Tai-Po terkenal dengan sebutan "Shi-Sheng", Pandu-Sastra, sedang Thu-Fu terkenal dengan sebutan "Shi-Hsien", Dewa Sastra.
Tsing-Tsang (zaman Thang).
Kao-Ty (200 s.Isa).
Sui-Hao (zaman Thang).
Pe-Lo-Ye (zaman Thang).
Mei-Sheng (140 s. Isa).
Li-Y-Han (+- 1200 M.).
Chang-Yo-Su (+- 1900 M.).
Chung-Kwang-Hi (+- zaman Thang).
Uy-Ing-Wue (+- 730 M.).
Song-Chi-Wen (+- 700 M.).
Yang-Kiong (+- 690 M.).
Chuin-Ling (+- 1900 M.).
Chang-Tsi (+- 800 M.).
Su-Tong-po (1036-1101 M.).
Li-Y (+- zaman Thang).
Tai-Cho-Leng (+- zaman Thang).
Lo-Shia-Loen (+- 1900 M.).
Lioe-Pan Noeng (+- 1900 M.).
Tin-Tung-Ling, jalah seorang terpeladjar jang pernah mengundjungi Paris, dan pernah membantu menjelesaikan buku Gauthier (sastrawan-Perantjis) "Le Livre de Jade" (+- 1900 M.).
Shi-Kiun jalah seorang sastrawani zaman Wu-Sun, jang terkenal. Dia seorang permaisuri-padmi Kaisar Wu-Ti.
Buku-buku jang saja hadapi sebagai bahan terdjemahan himpunan saja inni, jalan buku-buku:
Le-livre-de-vers, karangan G. Pauthier;
Le livre de jade, karangan Judith Gauthier:
Poesie de l'epoque de Thang dan
Geschichte der Chinesischen Litteratur, karangan Will Grube; dll.
Penghimpunan.
Notog, I-VIII-1946.
Berikut ini adalah beberapa kutipan dari buku ini:
NASIHAT (halaman 12)
DARI SHI-KING
Dengarkanlah;
Djangan terlalu banjak menghaki tanah!
Nanti sesudah kau tjangkul,
Dan bibit 'lah kau sebar
Tumbuh rumput dengan suburnja,
Tak tertenagai olehmu sendiri,
Ladangmu mendjadi belukar!
Djangan banjak kau kenang-kenangkan
'Rang djauh jang kau tjintai! Bila terus kau kenangkan
Sedang jang kau tjintai tiada datang,
Fikiranmu gaduh ditimbun ingatan,
Membuat hidupmu tak keruan!
PERTANJAAN (halaman 16)
LI-TAI-PO
Kehidupan lalu dengan derasnja, laksana gemerlap kilat,
Tetapi lambat sekali, sehingga dapat dilihat.
Sungguh tinggi tampan langit dan bumi,
Tidak digaduh oleh waktu keadaan insani.
Waktu pilu masa ria, berganti-ganti,
Meraik wadjah kehidupan manusia.
Andai kata, kau hadapi piala penuh, tetapi
Tetapi tak kau minum,-wahai mengapa? Apa jang masih kau nanti? Apa?
REMBANG PETANG (halaman 29)
THU-FU
Matahari 'lah menghundjam bumi,
Bersembunji dibalik bandjaran gunung;
Sumirat tjaja merah-keemasan, hari 'lah rembang.
Kaju-kajuan 'lah dilindung petang,
Beristirahat, penat menderita terik siang.
Sedang angin malam mulai membelai daun-daunan.
Seekor burung betina, terbang mentjari sarang;
Disambut anaknja jang lama menanti semendjak siang,
Menanjakan bapak, mengapa tak datang.
Dengan penuh pilu terdengar djawab: "Dia hilang!"
Ramai lang berebut ranting
Tempat bermalam menanti pagi.
Bulan tersenjum dalam malam sedjuk ini.
Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com