Saturday, January 21, 2017

Zat Aditif Dalam Bahan Makanan (Pengertian, Jenis, Contoh)

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan materi Biologi : Zat Aditif Dalam Bahan Makanan meliputi Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya..

PENGERTIAN ZAT ADITIF
Zat aditif makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai.
FUNGSI ZAT ADITIF
(1) Memperbaiki kualitas atau gizi makanan
(2) Memperbaiki  tampilan makanan, membuat makanan tampak lebih menarik
(3) Meningkatkan cita rasa makanan
(4) Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk
(5) dll

MACAM-MACAM ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

A. ZAT ADITIF ALAMI

Macam-Macam zat aditif alami, Contoh dan kegunaannya.

a. Pewarna

1. Wortel

Kegunaannya adalah sebagai zat pemberi warna oranye pada makanan. Wortel sering digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna oranye, wortel juga baik dimakan langsung atau diperas airnya dan diminum karena mengandung provitamin A, yaitu B karote. B - karoten inilah yang memberikan warna oranye pada bahan makanan. 

2. Kunyit
Zat Aditif Dalam Bahan Makanan

Kegunaannya adalah memberi warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya, kunyit digunakan pada pembuatan nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas. 



3. Daun suji 

Kegunaannya adalah sebagai pemberi. warna hijau pada bahan makanan. Daun suji bisa juga digunakan sebagi zat warna pada minuman.

b. Pemanis

Contoh Pemanis
Zat Aditif Dalam Bahan Makanan
(Sifat Higroskopis gula juga dimanfaatkan pada pembuatan sirup. Sirup awet karena kandungan gulanya pekat)

1. Gula tebu atau gula pasir
Gula pasir dibuat dan tanaman tebu. Selain sebagai pemanis, gula pasir juga digunakan sebagai pengawet, karena gula dapat menyerap kandungan air (bersifat higroskopis). Dengan tidak adanya air, maka mikroorganisme di dalam makanan tidak dapat berkembang dan mati. 

2. Gula aren
Gula aren dihasilkan dan nira bunga aren. Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja, gula aren lebih manis, sehingga lebih sering digunakan pada pembuatan jenang dan dodol. 

3. Gula jawa (gula kelapa)
Gula kelapa dihasilkan dan buah kelapa. Gula kelapa sering digunakan sebagai pemanis minuman (seperti dawet, es kelapa muda, sirup, dan lain-lain). Gula kelapa juga sering dipakai sebagai pemanis pada saat memasak sayur 

4. Madu
Madu merupakan pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang alami. Jadi, selain sebagai pemanis, penggunaan madu juga menambah kandungan gizi di dalam makanan.

c. Pengawet

Contoh Pengawet 

1. Garam dapur
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal itu disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopis (menyerap kandungan air dalam makanan) seperti halnya gula pasir.

2. Bawang putih

Zat Aditif Dalam Bahan Makanan
(Acar mengandung asam cuka yang membuatnya awet sekaligus dapat menghilangkan rasa enek)

Bawang putih yang diiris akan mengeluarkan aiicin, yaitu suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bawang putih dapat dipakai sebagai bahan pengawet.

3. Asam Cuka 

Nama kimia dari asam cuka adalah asam asetat. Dengan sifatnya yang asam, asam cuka mampu membunuh bakteri dalam makanan. Larutan asam asetat 4% dalam air merupakan asam cuka yang. sering digunakan sebagai bahan pengawet roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.

d. Penyedap

Contoh Pemberi Penyedap Rasa 

1. Garam dapur 

Garam dapur merupakan penyedap yang paling sering ditambahkan ke dalam makanan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dan natrium klorida (NaC1). Garam dapur diperoleh dan airlaut yang diuapkan. Akan tetapi, garam di dalam air laut tidak hanya natrium klorida saja, ada pula garam dan magnesium dan kalsium yang mempunyai rasa pahit. Dengan demikian, garam air laut perlu diolah terlebih dahulu melalui proses industri untuk menghilangkan pengotor-pengotor tersebut. Karena itu, garam yang biasa kamu temui di dapur sudah terkemas dengan apik dan tampak seperti buatan pabrik. Dalam pemrosesan tersebut, ada pula bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam garam yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti iodin. Garam beriodin bagus untuk mengurangi risiko penyakit gondok. 

2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang sebagai bahan penyedap. Selain bawang putih ,juga mengandung tinggi. 

3. Cabai merah

Zat Aditif Dalam Bahan Makanan
Cabai merah digunakan sebagai perangsang selera makan. Selain mempunyai kandungan vitamin C hijau mengandung kedua vitamin yang lebih kecil.

e. Pemberi Aroma


1. Daun jeruk
Daun jenik memberikan aroma yang membangkitkan selera makan. Daun menghilangkan bau amis pada ikan.  

2. Vanili
Vanili memberi rasa dan aroma yang harum. Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak. 

3. Serai
Serai biasanya digunakan sebagai penambah aroma pada pembuatan minuman penghangat tubuh (minuman serai). Selain itu, serai juga digunakan untuk menambah aroma segar pada makanan-makanan bersantan. 

4. Daun pandan
Daun pandan biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi. Selain itu, aroma harum dan daun pandan juga dimanfaatkan pada pembuatan kue, bubur, atau es.

f. Bahan Pengasam

Bahan pengasam bertuj uan untuk menghilangkan rasa enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan. Bahan pengasam alami di antaranya adalah jeruk nipis pada soto dan minuman.


B. ZAT ADITIF SINTESIS ATAU BUATAN

Macam-Macam Sintesis atau buatan, Contoh dan kegunaannya.

a. Pewarna

Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya. 

Zat Aditif Dalam Bahan Makanan
(Tabel Pewarna Sintesis dan Kegunaannya )

Walaupun peredaran zat pewarna tersebut sudah diberi ijin oleh pemerintah, kita harus tetap berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Zat pewarna yang sudah dilarang penggunaannya adalah rhodaminB (pewarna merah) , methanil yellow (pewarna kuning), dan amaranth (pewarna merah).

b. Pemanis

Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, minuman ringan, dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan di antaranya sebagai berikut.

•    Sakarin, mempunyai tingkat kemanistn 300 kali lebih manis daripada gula.
•    Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
•    Asesulfam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula.
•   Siklamat (natrium sikiamat atau kalsium sikiamat), mernpunyai tingkat kemanisan 30 kali lebih manis daripada gula.
•    Sorbitol.
•    Dulsin.
Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1X11988 tentang Bahan Makanan Tambahan, dulsin kini sudah dilarang penggunaannya karena pemanis ini dapat menjadi karsmnogen (pemicu kanker).

c. Pengawet

(Daging Kemaan dan daging olahan biasanya memakai
pengawet natriun nitrin )
Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat busuk bila disimpan. Bahan pengawet menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba atau mikroorganisme yang dap at merusak dan membusukkan makanan.

Pengawet sintetis di antaranya sebagai berikut.
•  Natrium benzoat dan asam benzoat digunakan sebagai pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus, manisan, dan buah kalengan.
•    Natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan.
•    Asam propionat digunakan sebagai pengawet roti, keju, margarin, dan mentega.
•  Asam sorbat digunakan dalam bentuk garam natrium atau kalium dan digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi, serta mengawetkan keju, roti, sari buah, dan acar. 

Beberapa zat pengawet yang sudah dilarang penggunaannya tetapi masih sering dipakai oleh pihak pihak tak bertanggung jawab adalah formalin (sebagai pengawet ), boraks (sebagai pengawet bakso), dan terusi (sebagai pengawet ayam potong).

d. Penyedap

Zat Aditif Dalam Bahan Makanan
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tak lepas dari penyedap atau bumbu masak, karena memang zat tersebut menambah sedap dan menimbulkan selera makan. Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat) yang dikenal dengan merck dagang seperti Ajinomoto, Miwon, Royco, Sasa, Maggie, dan lainl ain. Dibalik kelezatannya, MSG pernah diduga menjadi penyebab dan suatu penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini antara lain pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa panas. Namun, peranan MSG sebagai penyebab penyakit tersebut tidak dapat dibuktikan oleh para ahli, sehingga dugaan tersebut masih banyak diperdebatkan. Akan tetapi, mengonsumsi sesuatu dengan berlebihan adalah tidak baik. Karena itulah, sebaiknya menghindari konsumsi MSG terlalu banyak.

Penyedap sintetis selain MSG antara lain adalah nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP) dan
jonosin monofosfat (IMP). Keduanya memberi rasa gurih pada makanan.

e. Antioksidan

Antioksidan berfungsi melindungi makanan yang mengandung lemak atau minyak dan ketengikan. Ketengikan terjadi karena minyak atau lemak yang terkandung dalam makanan rusak oleh suatu proses oksidasi. Secara sederhana, oksidasi dapat dikatakan merupakan suatu proses peruraian minyak atau lemak. Antioksidan yang ditambahkan akan menghambat terjadinya proses oksidasi tersebut.

Termasuk antioksidan adalah:

•    Butil hidroksi anisol (BRA) dan butil hidroksi toluena (BHT) ditambahkan pada makanan yang mengandung lemak dan minyak goreng agar tidak cepat basi (tengik).
•    Asam askorbat (serta garam kaliumnya, garam kalsiumnya, dan garam natriumnya) ditambahkan ke dalam daging olahan, makanan bayi, dan kaldu.

f. Sekuestran (Zat Pengikat logam)

Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai makanan olahan. Sekuestran mengikat logam dalam . bahan makanan, sehingga menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, dan garam etilendiamintetraasetat (EDTA)

g. Penambab Aroma (Essens/Flavour)

Zat aditif mi digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan.
•    Etil butirat : rasa buah nanas
•    Amil valerat : rasa buah apel
•    Oktil asetat : rasa buah jeruk
•    Amil asetat : rasa buah pisang
•    Butil asetat : rasa buah murbei
•    Isobutil propionat : rasa buah rum
•    Benzaldehida : rasa buah lobi-lobi

h. Pengatur Keasaman

Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.

Artikel terkait :
Bahan Kimia Yang Ada di Rumah 
Zat Aditif Dalam Bahan Makanan (Pengertian, Jenis, Contoh)
Zat Adiktif dan Psikotropika


(Sumber : Ipa Terpadu, Hal : 94-97, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Eka Purjiyanta, S.Pd, Percepatakan : PT. Gelora Aksara Pratama)

Demikian materi Biologi : Zat Aditif Dalam Bahan Makanan meliputi Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya.. Semoga bermanfaat
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.