C. PROSES PENELITIAN SEJARAH
a. Pemilihan Topik Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Seorang peneliti sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian harus membawa konsep atau gagasan apa yang akan diteliti. Dengan demikian, peneliti harus memastikan bahwa topik inilah yang akan diteliti. Selanjutnya, agar memperlancar semua proses penelitian akan lebih baik apabila topik yang dipilih adalah yang mempunyai kedekatan emosional atau kedekatan intelektual. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
· Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menariksebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasukadanya keunikan (uniquenesstopic).
· Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
· Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.
b. Studi Pendahuluan
Setelah topik penelitian ditentukan, segera lakukan studi pendahuluan.Cari sumber-sumber acuan utama, yaitu sumber-sumber yang diduga memuatdata atau informasi yang relevan dengan topik penelitian. Dengan menelaahsumber-sumber acuan utama secara efektif, peneliti akan dapat memahami ruang lingkup penelitian, baik ruang lingkup masalah maupun ruang lingkuptemporal (waktu) dan spasial (tempat/wilayah) obyek penelitian.
Ruang lingkup penelitian itu kemudian dituangkan dalam rencanakerangka tulisan (laporan penelitian).Sementara itu, telaah pulabibliografi/daftar pustaka pada setiap sumber acuan utama yang berupa bukuilmiah. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat tambahan informasi sumber-sumberyang diduga memuat data tentang masalah yang akan diteliti. Catatidentitas sumber-sumber itu menjadi bibliografi kerja.
4
c. Implementasi Penelitian
Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadapsumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yangtercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, danhistoriografi.
Tahapan kegiatan yang disebut terakhir sebenarnya bukankegiatan penelitian, melainkan kegiatan penulisan sejarah (penulisan hasilpenelitian) sebagai berikut:
v Heuristik ( Pengumpulan Sumber )
Menurut Notosusanto (1971:18) heuristik berasal dari bahasa Yunani Heuriskein artinya sama dengan to find yang berarti tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti, baik yang terdapat dilokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan.Secara umum,Heuristikmerupakan upaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak-jejak sejarah atau mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa dan kejadian-kejadian bersejarah di masa lampau.
Jejak-jejak atau dokumen-dokumen yang berhasil dihimpun itu merupakan data-data yang sangat berharga sehingga dapat dijadikan dasar untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi di masa lampau. Namun, untuk menemukan jejak-jejak sejarah atau dokumen-dokumen bersejarah itu tidaklah mudah . Para ahli atau sejarawan mulai dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang peristiwa sejarah yang akan ditelitinya. Tahap heuristik ini banyak menyita waktu, tenaga, biaya, pikiran dan juga perasaan.Oleh sebab itu, seyogyanya terlebih dahulu menggunakan kemampuan pikiran untuk mengatur strategi.Selanjutnya setelah persiapan sedemikian selesai maka terjun kelapangan dengan segala persiapan dan ilmu yang ada agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan saat realisasi atau prakteknya.
Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarahterdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumbersekunder.Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauhdari waktu peristiwa terjadi.Sumber sekunder adalah sumber yang waktupembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa.Peneliti harus mengetahuibenar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder.Dalam pencariansumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup hanya menggunakan sumber sekunder.
5
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:
- Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data-data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas berdasarkan informasi atau bukti data-data yang ditemukan. Ada 2 teknik yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data-data dan informasi penelitian lapangan, yaitu:
- Pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dilakukan penulis untuk mengamati secara langsung objek yang berkaitan.
- Tradisi lisan, adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan mencermati penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun-temurun dan dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk mewujudkan fakta-fakta dalam rangka penyusunan sejarah lokal tersebut .
6
v Verifikasi ( Kritik Sumber )
Setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber sejarah dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja sumber-sumber yang telah didapatkan sebelumnya. Sehingga yang dilakukan peneliti sejarah seharusnya menyaring secara kritis dengan tujuan terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Maka langkah inilah yang disebut dengan kritik sumber.Tujuan dari kritik sumber agar hasilnya nanti dapat dipertanggungjawabkan. Sebab dalam usaha mencari kebenaran seorang peneliti selalu dihadapkan pada benar, tidak benar dan lebih-lebih meragukan. Maka dari sinilah seorang peneliti harus menggerakkan pikirannya dan mampu menggabungkan antara pengetahuan, menggunakan akal sehat, sikap ragu, percaya begitu saja dan melakukan tebakan inteligen (Jacques barzun & Henry F. Graff, 1970).Kritik sumber sendiri terdiri dari:
- Kritik Ekstern
Kritik ekstern juga bisa dikatakan pula sebagai kritik eksternal. Kritik eksternal yang dimaksud disini ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Syarat setiap sumber harus dinyatakan dahulu otentik dan integral. Sehingga dalam proses ini perlu sekali pemeriksaan yang ketat terhadap sumber yang didapatkan. Setiap sumber yang didapakan, peneliti juga harus mengerti atau diketahui sebagai orang yang dipercaya.Kesaksian (testimoni) itu sendiri harus dapat dipahami dengan jelas. Pemeriksaan yang ketat ini mempunyai alasan yang kuat sehubungan dengan beberapa sumber telah dibuktikan palsu, dalam penelitiaan(Investigasi) yang dilakukan telah ditemukan bahwa sumber-sumber itu telah dipalsu atau dibuat-dibuat (fabricated). Beberapa sumber lain, meskipun asli, ternyata dengan berbagai alasan telah memberikan kesaksian-kesaksian yang tidak dapat diandalkan( unreliable) ( Lucey,1984: 46; CF. Gee , 1950:286-290).
Jadi lebih lengkapnya, yang dimaksud dengan kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak. Kritik eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa:
a. Kesaksian itu benar-benar diberiakan oleh orang ini atau pada waktu ini( authenticity).
b. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan(uncorupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau penghilangan-penghilangan yang substansial (integrity).
Kritik eksternal memeriksa sumber sejarah atas dasar dua butir pertama dan menegakkan sedapat mungkin otentisitas dan integritas dari sumber itu.Otentisitas yang dimaksud disini selalu mengarah pada istilah asli dan autentik. Tetapi antara keduanya selalu sama. Sumber asli disini artinya sumber yang tidak palsu, sedangkan sumber yang autentik ialah sumber yang melaporkan dengan benar mengenai suatu subyek yang tampaknya benar.Biasanya kita banyak menemukan sebuah tulisan yang sudah dikatakan asli tetapi tidak autentik dan sebaliknya.
Suatu sumber sejarah sangatlah diperlukan informasi yang sangatlah lengkap baik yang berupa tanggal, tempat (sama denga resensi buku). Sehingga yang diharapkan nantinya dalan kritik eksternal adalah otentisitas lengkap. Semakin banyak diketahui tentang asal–usul dari catatan maka semakin mudah untuk menegakkan kredibilitas ( keandalan). Sedangkan yang selanjutnya peneliti bukan hanya berhenti pada otentisitasnya tetapi integritas dari sumber yang didapatkan juga harus di seleksi. Yang diseleksi disini tidak lain kondisi sempurna dari teks, masih murni. Dalam artian dalam teks tersebut tidak ada pengurangan dalam teks aslinya.
7
- Kritik Intern
Kritik intern menilai kredibilitasdata dalam sumber.Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehinggadiperoleh fakta.Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (system /kartu), agarmemudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan. Kritik intern atau kritik dalam, dilakukan untuk menyelidiki sumber yang berkaitan dengan sumber masalah penelitian.Tahapan ini menjadi ukuran sejau mana objektifitas penulis dalam mengelaborasi segenap data atau sumber yang telah diperolehnya, dan tentunya mengedepankan prioritas. Setelah menetapkan sebuah teks autentik,serta referensi pengarang, maka penulis akan menetapkan apakah keaslian itu kredibel dan sejauh mana hal tersebut mempengaruhi objek kajian. Pada tahap ini pula kita dapat keabsahan suatu sumber yang kemudian akan dikomparasikan sumber satu dengan sumber yang lainnya, tentunya dengan masalah yang sama.
v Interpretasi ( Penafsiran )
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliticukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan maknafakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas faktaharus dilandasi oleh sikap obyektif.Kalaupun dalam hal tertentu bersikapsubyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional.Rekonstruksiperistiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekatikebenaran.Tahapan ini menuntut kehati-hatian dan integritas penulis untuk menghindari interpretasi yang subjektif terhadap fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang ilmiah.Rangkaian fakta-fakta itu harus menunjukkan diri sebagai suatu rangkaian dalam bermakna dari kehidupan masa lampau masyarakat atau bangsa.sejarawan harus melakukan interpretasi terhadap fakta. Dalam kegiatan inilah sejarawan tidak bisa menghindarkan diri dari sudut pandang (subyektivitas), karena untuk menentukan fakta mana yang dianggap sesuai, biasanya berlandaskan pada kecenderungan pribadi, pada kelompoknya, pada teori-teori penafsiran dan pada pandangan hidup bangsa. (ibid)
Disinilah sejarawan melakukan subyektifitas yang dituntut objektif, sejarawan tidak boleh menipu dirinya sendiri dan pembacanya.Oleh karena itu harus benar.
8
v Historiografi ( Penulisan )
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalahmerangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dansistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah.Kedua sifat uraian itu harusbenar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karyasejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yangbersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karyailmiah umumnya,yaitu:
a) Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidahbahasa yang bersangkutan. Karya ilmiah dituntut untuk menggunakankalimat efektif.
b) Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca,penggunaan istilah, dan penunjukan sumber.
c) Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan kontekspermasalahannya.
d) Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku,termasuk formatpenulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.
Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan,karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas,tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya.Pada tahap ini, fakta-fakta yang telah dirumuskan atau diinterpretasikan itu selanjutnya dirangkaikan untuk mengungkapkan kisah sejarah yang menjadi topik dalam penulisan makalah ini secara kronologis dan menjelaskan maknanya. Adapun tujuan dari penulisan yang telah dilakukan yaitu menciptakan kembali totalitas daripada fakta sejarah dengan sesuatu cara yang tidak menggerogoti masa lampau yang sesungguhnya.
9
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN METODE PENELITIAN SEJARAH
Tujuan dari metode penelitian sejarah adalah agar memudahkan bagi peneliti untuk mengkaji bahan penelitiannya.Berbicara ruang lingkup dalam penelitian sejarah sebenarnya tidak lain tujuannnya agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari fokus permasalahan yang akan dibahas nantinya, maka perlu sekali peneliti membatasi ruang lingkup waktu (temporal), tempat (spacial) dan materi.Peneliti membutuhkan metode agar objek penelitiannya terangkum secara sistematis. Maka dengan cara seperti inilah seorang peneliti tidak akan kesulitan lagi.
Pembelajaran sejarah umumnya ialah suatu perkenalan dengan riwayat manusia di dunia,yaitu manusia yang memperjuangkan kehidupan yang bahagia, adil, dan makmur.Lagi pula,supaya dapat mencapai kesadaran tentang dasar dari tujuan hidup manusia pada hakekatnya. Dalam hubungan ini maka pembelajaran sejarah adalah suatu usaha untuk ikut membentuk jiwa manusia. Dalam sejarah tampak pula betapa benyak corak perjuangan itu.Perjuangan itu meliputi seluruh kehidupan manusia, kebudayaan, politik, ekonomi, sosial, dsb.
Peristiwa-peristiwa penting yang mengenai perjunagan itu layak di kenal dan di pahamkan oleh pelajar.Maka dapatlah di tegaskan bahwa tujuan pembelajaran sejarah pada umumnya untuk memperkenalkan pelajar kepada riwayat perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan yang bebas, bahagia, adil, dan makmur,serta menyadarkan pelajar tentang dasar dan tujuan kehidupan manusia berjuan pada umumya.
10
E. HUBUNGAN METODE PENELITIAN SEJARAH DENGAN ILMU SEJARAH
Antara metode penelitian sejarah dengan ilmu sejarah mempunyai tugas yang sama yaitu untuk mendapatkan objek yang sedang diteliti oleh seorang peneliti itu sendiri. Jika metode penelitian sejarah dikaitkan dengan ilmu sejarah maka yang dimaksud dengan metode penelitian sejarah tidak lain adalah bagaimana mengetahui sejarah .Secara definisi metode penelitian sejarah adalah seperangkat prinsip dan aturan yang sistematis, didesain untuk memberikan bantuan dalam upaya mengumpulkan sumber bagi sejarah, menilai secara kritis dan menyajikan suatu sintesis yang biasanya dalam bentuk tertulis dari hasil yang didapatkan.
11
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.