Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Tuesday, January 20, 2009
Riwayat Mbah Kyai Guru Luning / RM Mansyur Muhyidin Arrofingi dan sejarah masjid loning oleh sayyid R. Muh Rafie Ananda
RIWAYAT SINGKAT KYAI GURU LONING ( RM. MANSYUR MUHYIDIN ARROFINGI )
oleh Ravie Ananda
Riwayat mbah Kyai Guru Loning berkaitan erat dengan perjalanan sejarah bangsa dalam memperebutkan kemerdekaan, tepatnya pada masa perang Diponegoro.
Ide Perang Diponegoro sebetulnya adalah buah pemikiran dari Kyai Nur Iman Mlangi ( RM. Sandeyo ). Akan tetapi disebabkan Beliau sudah sepuh ( lanjut usia ) maka pelaksaan ide tersebut dipercayakan kepada muridnya yang juga terhitung cucu buyutnya yang bernama Abdul Hamid / RM. Antawirya, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Diponegoro. Selanjutnya pemimpin pergerakan melawan Belanda di lapangan adalah Diponegoro, sedangkan Kyai Nur Iman Mlangi bertindak sebagai Penasehat dan tokoh Belakang Layar. Perang tersebut berlangsung lama.
Saat Kyai Nur Iman wafat, salah seorang istri beliau yakni Putri Cina Keturunan Campa dalam keadaan hamil tua . Pada suatu ketika Putri Cina tersebut mendengar suara gaib yang sebenarnya adalah Ruh bayi yang kelak di lahirkannya. Suara itu menyuruh Putri untuk meninggalkan Mlangi. Suara gaib itu berkata " Ibu sak punika kula aturi pundah saking mriki. Monggo Ibu kula derekaken " ( Ibu sekarang saya silahkan pindah dari sini, mari saya ikuti ).
Putri Campa akhirnya mengikuti suara tersebut dan meninggalkan Mlangi menuju ke arah Selatan melewati tepian pantai. Sesampainya di daerah Grabag, suara tersebut menuntunnya ke arah Utara hingga sampai di desa Kemiri. Dari Kemiri kembali Putri Campa di tuntun untuk berjalan ke arah Barat sampai di desa Kroyo. Dari Kroyo, Putri Campa kemudian berjalan sampai di desa Bedungus sesuai dengan petunjuk suara gaib tersebut. Sesampainya di desa Bedungus suara itu berkata lagi “ Ibu pun cekap dumugi mriki kemawon, ibu lenggaha wonten dalemipun kaum Bedungus “( Ibu cukup sampai disini saja dan menetaplah di rumah kaum Bedungus ). Ternyata benar , setelah Kaum Bedungus tersebut melihat Putri Cina yang tengah hamil, ia menyuruh Putri tersebut untuk tinggal di rumahnya.
Putri Cina tinggal dan dirawat oleh Kaum Bedungus hingga melahirkan.
Saat bayi Putri tersebut telah lahir ( tahun 1799 masehi ), Putra - putra Kyai Nur Iman dari istri yang lain yang berada di Mlangi segera di undang untuk menjenguk bayi / adiknya tersebut di rumah Kaum Bedungus. Sesampainya di sana, mereka kemudian menamai bayi tersebut dengan nama RM. Mansyur.
RM. Mansyur dibesarkan di rumah Kaum Bedungus hingga dewasa. Setelah dewasa RM. Mansyur pergi menuntut ilmu di pesantren milik Kyai Soleh Qulhu Magelang, di Aceh serta di Mekah. Setelah kembali dari Mekah, RM. Mansyur berganti nama Muhyidin Arrofingi. Selanjutnya Muhyidin Arrofingi mendirikan masjid dan pondok pesantren di desa Loning, sehingga Beliau terkenal dengan sebutan Kyai Guru Loning. Beliau mengajarkan Al Quran dan Tafsir
Atas ketulusan Kaum Bedungus yang dengan ikhlas merawat Putri Cina dan RM. Mansyur ( anaknya ), akhirnya anak Kaum Bedungus yang bernama Kyai Zarkasih diangkat menjadi keluarga Mlangi. Kyai Zarkasih kemudian berputra Kyai sidiq, sedangkan Kyai Sidiq berputra Kyai Nawawi Berjan. Kyai Nawawi Berjan berputra Kyai Khalwani Nawawi yang kini meneruskan perjuangan pendahulunya dalam menegakkan syiar Islam dan mengasuh pondok pesantren Berjan Purworejo.
Kyai Guru Luning tidak kembali ke Mlangi akan tetapi Beliau tinggal di Loning hingga Akhir hayatnya pada usia 56 tahun pada bulan syawal 1855 masehi. Kyai Guru Loning ( RM. Mansyur Muhyidin Arrofingi ) dimakamkan di sebelah barat pengimaman masjid Loning. Peringatan Khoul Kyai Guru Loning juga rutin diadakan setiap tahun di masjid Loning, sedangkan Putri Cina (Ibu Kyai Guru Luning ) kemudian terkenal dengan sebutan Nyai Ngadiluwih yang makamnya terletak di desa Kemiri Purworejo.
Demikianlah riwayat singkat Mbah Kyai Guru Loning ( RM. Mansyur Muhyidin Arrofingi ) semoga bermanfaat bagi para putra wayah Kyai Guru Loning khususnya dan bagi Masyarakat umumnya.
Semoga Allah Swt selalu merahmati Kyai Guru Loning fil jasad.. wal batin.. ngindarRuh. Amin
wassalam
Ravie Ananda
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.