sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Showing posts with label Berita Desa. Show all posts
Showing posts with label Berita Desa. Show all posts
Thursday, March 20, 2014
Jombang Produksi Tembakau Jawa Tertinggi
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Produksi Tembakau Jawa di Kabupaten Jombang tahun 2010 tertinggi di antara sembilan daerah lain yang memiliki potensi varietas tersebut. Dari luas areal lahan yang dikembangkan 4.274 ha, total target produksi mencapai 3.850 ton.
Kepala Bidang Teknik Produksi Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifin, mengatakan, nilai produksi tersebut sesuai dengan angka rencana kebutuhan tembakau dan proyeksi areal oleh pabrik rokok. Angka tersebut bisa melebihi target produksi seiring dengan membaiknya harga jual jenis tembakau itu pada tahun 2009.
Delapan daerah yang juga mengembangkan Tembakau Jawa, meliputi Kabupaten Bojonegoro sebesar 100 ton dari luas lahan 111 ha, Tuban sebesar 300 ton dari lahan 333 ha, Ngawi sebesar 1.200 ton dari lahan 1.333 ha, Nganjuk sebesar 100 ton dari lahan 111 ha, Blitar sebesar 200 ton dari lahan 222 ha, Jember sebesar 500 ton dari lahan 556 ha, Bondowoso sebesar 2.700 ton dari lahan 3.000 ha dan Situbondo sebesar 100 ton dari lahan sebesar 111 ha. Total luas areal tembakau ini mencapai 10.056 ha dengan jumlah produksi 9.050 ton.
Tembakau Jawa memiliki daun yang cukup lebar. Jika Jatim terkenal dengan varietas Tembakau Madura, kualitas ini tidak jauh beda. Karena tembakau ini juga memiliki aroma yang khas. Meski Pulau Madura memiliki potensi lahan tanam tembakau yang mencapai 29.833 ha. Namun tidak semua lahan-lahan tersebut dapat dikembangkan verietas tembakau ini. Karena kadar PH dan kualitas tanah mempengaruhi aroma dan kualitas.
Tahun 2009, harga tembakau jawa di Bojonegoro cenderung membaik. Pada petikan pertama harga Tembakau Jawa basah mencapai Rp 1.200/kg. Harga tersebut termasuk bagus, sebab tahun 2008 hanya Rp 800/kg.
Pada petikan kedua dan ketiga harganya bisa mencapai Rp 1.500/kg. Harga pada musim panen tahun 2009 bisa mencapai Rp 2.000/kg, jauh lebih tinggi dibandingkan panen tahun lalu yang maksimal hanya Rp 1.200/kg daun basah.
Pertumbuhan tanaman tembakau ini relatif berkembang normal. Tidak jauh berbeda dengan tanaman Tembakau Jawa yang sudah terlebih dulu panen. Permintaan tembakau ini banyak dilakukan pabrik rokok kelobot lokal di Bojonegoro dan beberapa daerah lainnya, umumnya tembakau ini sebagai bahan dasar rokok.
Tahun 2010, permintaan tembakau di Jatim mencapai 56.020 ton dengan luas areal pengembanga mencapai 66.292 ha. Beberapa jenis tembakau yang dikembangkan di Jatim, meliputi Tembakau Madura, 17.900 ton, Paiton 10.300 ton, Whait Burley 3.370 ton, Kasturi 7.150 ton, Virginia 8.100 ton dan Tembakau Lumajang.
Data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim menyebutkan, kontribusi areal tembakau di Jatim terhadap nasional, rata-rata 53% selama periode 2001-2007. Nilai investasi petani tembakau di Jatim mencapai Rp 682 miliar dengan menyerap tenaga kerja sekitar 27.703.250 orang dan berkontribusi cukai rokok terhadap nasional sebesar 78%. Jumlah pabrik rokok di Jatim sebanyak 1.367 unit dengan produksi 169 miliar batang per tahun.
Kepala Bidang Teknik Produksi Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifin, mengatakan, nilai produksi tersebut sesuai dengan angka rencana kebutuhan tembakau dan proyeksi areal oleh pabrik rokok. Angka tersebut bisa melebihi target produksi seiring dengan membaiknya harga jual jenis tembakau itu pada tahun 2009.
Delapan daerah yang juga mengembangkan Tembakau Jawa, meliputi Kabupaten Bojonegoro sebesar 100 ton dari luas lahan 111 ha, Tuban sebesar 300 ton dari lahan 333 ha, Ngawi sebesar 1.200 ton dari lahan 1.333 ha, Nganjuk sebesar 100 ton dari lahan 111 ha, Blitar sebesar 200 ton dari lahan 222 ha, Jember sebesar 500 ton dari lahan 556 ha, Bondowoso sebesar 2.700 ton dari lahan 3.000 ha dan Situbondo sebesar 100 ton dari lahan sebesar 111 ha. Total luas areal tembakau ini mencapai 10.056 ha dengan jumlah produksi 9.050 ton.
Tembakau Jawa memiliki daun yang cukup lebar. Jika Jatim terkenal dengan varietas Tembakau Madura, kualitas ini tidak jauh beda. Karena tembakau ini juga memiliki aroma yang khas. Meski Pulau Madura memiliki potensi lahan tanam tembakau yang mencapai 29.833 ha. Namun tidak semua lahan-lahan tersebut dapat dikembangkan verietas tembakau ini. Karena kadar PH dan kualitas tanah mempengaruhi aroma dan kualitas.
Tahun 2009, harga tembakau jawa di Bojonegoro cenderung membaik. Pada petikan pertama harga Tembakau Jawa basah mencapai Rp 1.200/kg. Harga tersebut termasuk bagus, sebab tahun 2008 hanya Rp 800/kg.
Pada petikan kedua dan ketiga harganya bisa mencapai Rp 1.500/kg. Harga pada musim panen tahun 2009 bisa mencapai Rp 2.000/kg, jauh lebih tinggi dibandingkan panen tahun lalu yang maksimal hanya Rp 1.200/kg daun basah.
Pertumbuhan tanaman tembakau ini relatif berkembang normal. Tidak jauh berbeda dengan tanaman Tembakau Jawa yang sudah terlebih dulu panen. Permintaan tembakau ini banyak dilakukan pabrik rokok kelobot lokal di Bojonegoro dan beberapa daerah lainnya, umumnya tembakau ini sebagai bahan dasar rokok.
Tahun 2010, permintaan tembakau di Jatim mencapai 56.020 ton dengan luas areal pengembanga mencapai 66.292 ha. Beberapa jenis tembakau yang dikembangkan di Jatim, meliputi Tembakau Madura, 17.900 ton, Paiton 10.300 ton, Whait Burley 3.370 ton, Kasturi 7.150 ton, Virginia 8.100 ton dan Tembakau Lumajang.
Data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim menyebutkan, kontribusi areal tembakau di Jatim terhadap nasional, rata-rata 53% selama periode 2001-2007. Nilai investasi petani tembakau di Jatim mencapai Rp 682 miliar dengan menyerap tenaga kerja sekitar 27.703.250 orang dan berkontribusi cukai rokok terhadap nasional sebesar 78%. Jumlah pabrik rokok di Jatim sebanyak 1.367 unit dengan produksi 169 miliar batang per tahun.
Sumber : http://mydiskon.com/news-2302-jombang-produksi-tembakau-jawa-tertinggi-.html.html
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Petani Tembakau Dihantui Gagal Panen
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Akibat hujan yang masih turun di bulan September ini, petani tembakau di kabupaten Jombang dipastikan mengalami kerugian. Bahkan bisa jadi para petani tembakau tersebut mengalami gagal panen.
Dua kecamatan di Jombang yang menghasilkan tembakau adalah Kudu dan kabuh. "Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan lahan kami terendam air. Jika sudah begitu, tembakau yang hendak panen itu warnanya hitam dan membusuk," kata Sugeng, petani asal Kecamatan Kabuh, Sabtu (17/9/2010).
Ia menambahkan, sejak dua bulan lalu lahan miliknya ia tanami tembakau. Hal itu dilakukan karena bulan Agustus - September sudah masuk musik kemarau. Maklum saja, komoditas tembakau lebih cocok ditanam di lahan kering.
Namun ironis, prediksi Sugeng dan petani di Kabuh meleset. Karena dua bulan terakhir ini curah hujan masih tinggi, Akibatnya, petani tembakau hanya bisa mengelus dada. "Yang pasti musim kali ini kami merugi. Bahkan bisa jadi gagal panen," jelas Sugeng ketika ditemui di lahan miliknya.
Kondisi serupa juga dialami Pak. Sunoto, petani tembakau asal Desa Made Kecamatan Kudu. Sejak seminggu terakhir ini air terus menggenang disawah miliknya. Sebenarnya, ia dan petani lainnya sudah berupaya secara maksimal untuk mengusir genangan air itu. Yakni dengan cara membuat parit di sepanjang lahan yang hendak panen tersebut.
Hanya saja, upaya itu tidak banyak menolong mengingat tingginya curah hujan. Akhirnya lambat laun daun tembakau tersebut berwarna kehitaman. "Sebentar lagi pasti membusuk," katanya pasrah.
Baik Sunoto maupun Suntoro hanya berharap niat baik instansi terkait untuk meringankan beban berat itu. Semisal dengan memberikan pinjaman dengan bunga lunak. Karena modal para petani sudah terkuras untuk musim tanam sebelumnya. "Semoga dinas terkait paham kesulitan kami ini,"
Dua kecamatan di Jombang yang menghasilkan tembakau adalah Kudu dan kabuh. "Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan lahan kami terendam air. Jika sudah begitu, tembakau yang hendak panen itu warnanya hitam dan membusuk," kata Sugeng, petani asal Kecamatan Kabuh, Sabtu (17/9/2010).
Ia menambahkan, sejak dua bulan lalu lahan miliknya ia tanami tembakau. Hal itu dilakukan karena bulan Agustus - September sudah masuk musik kemarau. Maklum saja, komoditas tembakau lebih cocok ditanam di lahan kering.
Namun ironis, prediksi Sugeng dan petani di Kabuh meleset. Karena dua bulan terakhir ini curah hujan masih tinggi, Akibatnya, petani tembakau hanya bisa mengelus dada. "Yang pasti musim kali ini kami merugi. Bahkan bisa jadi gagal panen," jelas Sugeng ketika ditemui di lahan miliknya.
Kondisi serupa juga dialami Pak. Sunoto, petani tembakau asal Desa Made Kecamatan Kudu. Sejak seminggu terakhir ini air terus menggenang disawah miliknya. Sebenarnya, ia dan petani lainnya sudah berupaya secara maksimal untuk mengusir genangan air itu. Yakni dengan cara membuat parit di sepanjang lahan yang hendak panen tersebut.
Hanya saja, upaya itu tidak banyak menolong mengingat tingginya curah hujan. Akhirnya lambat laun daun tembakau tersebut berwarna kehitaman. "Sebentar lagi pasti membusuk," katanya pasrah.
Baik Sunoto maupun Suntoro hanya berharap niat baik instansi terkait untuk meringankan beban berat itu. Semisal dengan memberikan pinjaman dengan bunga lunak. Karena modal para petani sudah terkuras untuk musim tanam sebelumnya. "Semoga dinas terkait paham kesulitan kami ini,"
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
4 Tahun Rusak, Pintu Air Belum Ada Perbaikan
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Sudah empat tahun pintu air I saluran irigasi primer di Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang. Namun, meski sudah rusak cukup lama, pintu air tersebut tidak kunjung diperbaiki.
Menurut Suwardi, petani Desa Made, meski kerusakan pintu saluran air irigasi sudah dilaporkan petani kepada pihak terkait, namun solusi yang didapat hanya berupa janji-janji. Ia mengungkapkan, dulunya pintu air itu rusak akibat bagian atas kunci dipotong oleh pencuri.
Kasus itu sendiri, kata Suwardi, sekarang sudah selesai. Pencurinya sudah tertangkap bahkan sudah mendapatkan hukuman dan sekarang sudah dibebaskan. “Gara-gara ini mas, masyarakat jadi berebut air setiap musim kemarau tiba padahal dulu ngga pernah ada cekcok,” ungkap pria akrab disapa Don King ini, Minggu (15/8).
Persoalan pembagian air ke kawasan Made dan Sumbernongko sebenarnya sudah diatur berdasarkan kebutuhan petani. Masing-masing lahan mendapatkan jatah pengairan 8 jam.
Namun, setelah pintu air rusak, jadwal itu menjadi tidak efektif. Kini, lanjut Suwardi, saluran air menuju Made, Tawang dan Waru harus menunggu luberan air ketika musim kemarau tiba.
Suwardi mengatakan, dia beserta sejumlah petani asal Desa Made sebenarnya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan itu pada setiap pertemuan dengan petugas Dinas Pengairan. “Jawaban dari petugas Dinas Pengairan setiap kali ditanya oleh pihak desa selalu menjawab sudah disampaikan ke atasan, tapi sampai sekarang realisasi belum ada,” keluhnya.
Pernyataan Suwardi diamini oleh Ngatirin, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Made. Menurutnya, akibat kerusakan pengendali pintu air tersebut, pembagian air jadi tidak merata. “Pintu saluran air itu harus segera diperbaiki agar pembagian air bisa lancar kembali,” harapnya.
Belum Masuk ke Tingkat Kabupaten
Sementara itu, Gatut Suyatno, Kepala Desa Made menyatakan, masalah perbaikan pintu air I saluran irigasi primer di Desa Made sudah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). “Kemungkinan akan diperbaiki tahun ini,” ungkapnya saat dihubungi via phone, Senin (16/8).
Bayu Pancorowati, Kepala Seksi Operasional Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Jombang mengatakan, kerusakan pintu air di Jombang yang diakibatkan oleh pencurian rata-rata terjadi 4 sampai 5 kali setiap tahun.
“Untuk perbaikannya sendiri diperkirakan membutuhkan waktu sampai satu tahun. Jadi, tidak bisa langsung diperbaiki karena harus menunggu penginventarisiran dan diajukan dulu ke APBD,” jelasnya.
Terkait kerusakan pintu air I saluran irigasi primer di Desa Made, ujar Bayu, pihaknya mengaku sampai saat ini belum mendengar hal itu. “Yang jelas antara masuk dan tidaknya Saya tidak tahu. Mungkin bisa karena ke bagian lain atau belum sampai ke Saya. Yang Saya tahu malah kalau di Utara Brantas itu di Jatimlerek,” kilahnya. (Mtb)
Sumber : http://www.lakpesdamjombang.org/home/index.php?option=com_content&view=article&id=503:4-tahun-rusak-pintu-air-belum-ada-perbaikan&catid=7:hot-news
Menurut Suwardi, petani Desa Made, meski kerusakan pintu saluran air irigasi sudah dilaporkan petani kepada pihak terkait, namun solusi yang didapat hanya berupa janji-janji. Ia mengungkapkan, dulunya pintu air itu rusak akibat bagian atas kunci dipotong oleh pencuri.
Kasus itu sendiri, kata Suwardi, sekarang sudah selesai. Pencurinya sudah tertangkap bahkan sudah mendapatkan hukuman dan sekarang sudah dibebaskan. “Gara-gara ini mas, masyarakat jadi berebut air setiap musim kemarau tiba padahal dulu ngga pernah ada cekcok,” ungkap pria akrab disapa Don King ini, Minggu (15/8).
Persoalan pembagian air ke kawasan Made dan Sumbernongko sebenarnya sudah diatur berdasarkan kebutuhan petani. Masing-masing lahan mendapatkan jatah pengairan 8 jam.
Namun, setelah pintu air rusak, jadwal itu menjadi tidak efektif. Kini, lanjut Suwardi, saluran air menuju Made, Tawang dan Waru harus menunggu luberan air ketika musim kemarau tiba.
Suwardi mengatakan, dia beserta sejumlah petani asal Desa Made sebenarnya sudah berkali-kali melaporkan kerusakan itu pada setiap pertemuan dengan petugas Dinas Pengairan. “Jawaban dari petugas Dinas Pengairan setiap kali ditanya oleh pihak desa selalu menjawab sudah disampaikan ke atasan, tapi sampai sekarang realisasi belum ada,” keluhnya.
Pernyataan Suwardi diamini oleh Ngatirin, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Made. Menurutnya, akibat kerusakan pengendali pintu air tersebut, pembagian air jadi tidak merata. “Pintu saluran air itu harus segera diperbaiki agar pembagian air bisa lancar kembali,” harapnya.
Belum Masuk ke Tingkat Kabupaten
Sementara itu, Gatut Suyatno, Kepala Desa Made menyatakan, masalah perbaikan pintu air I saluran irigasi primer di Desa Made sudah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). “Kemungkinan akan diperbaiki tahun ini,” ungkapnya saat dihubungi via phone, Senin (16/8).
Bayu Pancorowati, Kepala Seksi Operasional Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Jombang mengatakan, kerusakan pintu air di Jombang yang diakibatkan oleh pencurian rata-rata terjadi 4 sampai 5 kali setiap tahun.
“Untuk perbaikannya sendiri diperkirakan membutuhkan waktu sampai satu tahun. Jadi, tidak bisa langsung diperbaiki karena harus menunggu penginventarisiran dan diajukan dulu ke APBD,” jelasnya.
Terkait kerusakan pintu air I saluran irigasi primer di Desa Made, ujar Bayu, pihaknya mengaku sampai saat ini belum mendengar hal itu. “Yang jelas antara masuk dan tidaknya Saya tidak tahu. Mungkin bisa karena ke bagian lain atau belum sampai ke Saya. Yang Saya tahu malah kalau di Utara Brantas itu di Jatimlerek,” kilahnya. (Mtb)
Sumber : http://www.lakpesdamjombang.org/home/index.php?option=com_content&view=article&id=503:4-tahun-rusak-pintu-air-belum-ada-perbaikan&catid=7:hot-news
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Peluang Kredit Usaha Pembibitan Sapi Minim Sosialisasi
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Peluncuran program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2009, belum banyak diketahui para petani dan peternak Jombang. Petani dan peternak Jombang menilai program KUPS minim sosialisasi.
Sebelumnya, Bambang Santosa, Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, saat menjadi pembicara seminar sehari bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Peternakan” di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, beberapa waktu lalu (Kobar Warga Edisi Selasa, 3 Agustus 2010) mengatakan, pengajuan program KUPS bagi kelompok peternak akan ditutup pada bulan Agustus tahun 2014.
Program KUPS yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 13/PMK.05/2009 tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) ini diperuntukkan bagi Pengusaha, koperasi dan kelompok peternak. Program tersebut mulai dibuka sejak Desember 2009 lalu.
Ngatiman, Ketua Kelompok tani dan peternak terpadu Sukses Mandiri asal Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang mengungkapkan, informasi berharga tentang adanya peluang kredit usaha pembibitan sapi bagi petani dan peternak belum pernah ia dapatkan.
“Saya sebagai kelompok peternak sama sekali tidak mendengar. Mungkin sosialisasi dari daerah itu terbatas kepada orang-orang tertentu,” tuturnya di sela-sela rapat Perkumpulan Petani dan Peternak Jombang (PAPAN TERBANG) Jombang, Rabu (5/8) malam.
Menurutnya, saat ini kalangan peternak sapi sangat membutuhkan program kredit ringan dari pemerintah. Ditengah turunnya harga sapi, tentu hal itu bisa mengobati trauma para peternak agar bisa kembali beternak.
Suwardi, anggota kelompok peternak Mahesa Jabon Garut, Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang mengaku belum mendengar informasi seputar KUPS. Selama ini, dirinya merasa kesulitan untuk mengakses informasi dari pemerintah tentang peluang-peluang kredit usaha. “Sebenarnya tertarik. Tapi khan Kita sebagai masyarakat yang dibawah itu informasi tidak ada. Untuk cara mengakses juga tidak mengerti, jadi buta sama sekali,” ujarnya.
Keberatan Syarat Agunan
Disisi lain, Mohamad Nursalim, anggota kelompok tani dan peternak Sumber Waru di Kecamatan Sumobito, mengeluhkan sulitnya mengakses permodalan untuk usaha pembibitan ternak. Adanya syarat berupa agunan atau jaminan menjadi syarat yang memberatkan bagi petani dan peternak.
“Kalau untuk mengakses kredit itu halangannya ya jaminannya, itu yang Kita kesulitan. Kebanyakan petani itu tidak punya sertifikat tanah dan kalau BPKB khan tidak cukup hanya satu dan kebanyakan para anggota kan BPKBnya ya juga sekolah (digadaikan),” tukas Nursalim seraya tertawa.
Seperti halnya Nursalim, Dariyono Peternak asal Diwek juga seringkali menemui beberapa kendala ketika hendak mengajukan kredit ringan pada pemerintah. “Akses kredit biasanya kesulitan pada jaminan,” ujarnya seraya mengakui jika tanah sawahnya belum memiliki sertifikat.
Selain syarat adanya agunan yang dirasa berat untuk dipenuhi, Dariyono juga kesulitan untuk mengajukan kredit melalui kelompok. “Kelompok sudah ada. Tetapi setelah dibentuk tidak ada pengarahan dalam pengelolaannya termasuk dalam soal akses bantuan,” pungkasnya. (Mtb)
Persyaratan Permohonan Kredit
1.Pelaku usaha mengajukan permohonan rekomendasi kepada dinas kab/kota dan Ditjen. Peternakan bagi perusahaan atau koperasi, sedangkan bagi kelompok/gabungan, cukup mendapatkan rekomendasi dari dinas kab/kota.
2.Pelaku usaha melakukan kerjasama kemitraan antara perusahaan/koperasi dengan kelompok/gabungan peternak.
3.Pelaku usaha mengajukan kredit kepada perbankan dengan melampirkan :
a.Rekomendasi dinas kab/kota dan atau Ditjen Peternakan
b.Kebutuhan indikatif (Pengadaan sapi dan jenisnya, kandang, pakan obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain)
c.Pola Kerjasama Kemitraan
d.Persyaratan teknis perbankan (agunan tambahan dan lain-lain)
Sumber: Diolah dari keterangan Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI
Sebelumnya, Bambang Santosa, Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, saat menjadi pembicara seminar sehari bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Peternakan” di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, beberapa waktu lalu (Kobar Warga Edisi Selasa, 3 Agustus 2010) mengatakan, pengajuan program KUPS bagi kelompok peternak akan ditutup pada bulan Agustus tahun 2014.
Program KUPS yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 13/PMK.05/2009 tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) ini diperuntukkan bagi Pengusaha, koperasi dan kelompok peternak. Program tersebut mulai dibuka sejak Desember 2009 lalu.
Ngatiman, Ketua Kelompok tani dan peternak terpadu Sukses Mandiri asal Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang mengungkapkan, informasi berharga tentang adanya peluang kredit usaha pembibitan sapi bagi petani dan peternak belum pernah ia dapatkan.
“Saya sebagai kelompok peternak sama sekali tidak mendengar. Mungkin sosialisasi dari daerah itu terbatas kepada orang-orang tertentu,” tuturnya di sela-sela rapat Perkumpulan Petani dan Peternak Jombang (PAPAN TERBANG) Jombang, Rabu (5/8) malam.
Menurutnya, saat ini kalangan peternak sapi sangat membutuhkan program kredit ringan dari pemerintah. Ditengah turunnya harga sapi, tentu hal itu bisa mengobati trauma para peternak agar bisa kembali beternak.
Suwardi, anggota kelompok peternak Mahesa Jabon Garut, Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang mengaku belum mendengar informasi seputar KUPS. Selama ini, dirinya merasa kesulitan untuk mengakses informasi dari pemerintah tentang peluang-peluang kredit usaha. “Sebenarnya tertarik. Tapi khan Kita sebagai masyarakat yang dibawah itu informasi tidak ada. Untuk cara mengakses juga tidak mengerti, jadi buta sama sekali,” ujarnya.
Keberatan Syarat Agunan
Disisi lain, Mohamad Nursalim, anggota kelompok tani dan peternak Sumber Waru di Kecamatan Sumobito, mengeluhkan sulitnya mengakses permodalan untuk usaha pembibitan ternak. Adanya syarat berupa agunan atau jaminan menjadi syarat yang memberatkan bagi petani dan peternak.
“Kalau untuk mengakses kredit itu halangannya ya jaminannya, itu yang Kita kesulitan. Kebanyakan petani itu tidak punya sertifikat tanah dan kalau BPKB khan tidak cukup hanya satu dan kebanyakan para anggota kan BPKBnya ya juga sekolah (digadaikan),” tukas Nursalim seraya tertawa.
Seperti halnya Nursalim, Dariyono Peternak asal Diwek juga seringkali menemui beberapa kendala ketika hendak mengajukan kredit ringan pada pemerintah. “Akses kredit biasanya kesulitan pada jaminan,” ujarnya seraya mengakui jika tanah sawahnya belum memiliki sertifikat.
Selain syarat adanya agunan yang dirasa berat untuk dipenuhi, Dariyono juga kesulitan untuk mengajukan kredit melalui kelompok. “Kelompok sudah ada. Tetapi setelah dibentuk tidak ada pengarahan dalam pengelolaannya termasuk dalam soal akses bantuan,” pungkasnya. (Mtb)
Persyaratan Permohonan Kredit
1.Pelaku usaha mengajukan permohonan rekomendasi kepada dinas kab/kota dan Ditjen. Peternakan bagi perusahaan atau koperasi, sedangkan bagi kelompok/gabungan, cukup mendapatkan rekomendasi dari dinas kab/kota.
2.Pelaku usaha melakukan kerjasama kemitraan antara perusahaan/koperasi dengan kelompok/gabungan peternak.
3.Pelaku usaha mengajukan kredit kepada perbankan dengan melampirkan :
a.Rekomendasi dinas kab/kota dan atau Ditjen Peternakan
b.Kebutuhan indikatif (Pengadaan sapi dan jenisnya, kandang, pakan obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain)
c.Pola Kerjasama Kemitraan
d.Persyaratan teknis perbankan (agunan tambahan dan lain-lain)
Sumber: Diolah dari keterangan Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Potensi Desa
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Wilayah Desa Made Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang memiliki sumber daya alam yang dapat di manfaatkan, diantaranya dalam bidang pertanian dan pariwisata. suatu daerah dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi berbagai komponen terkait dengan potensi yang ada, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang datang dan keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya.
Selain strategi dalam pembangunan wilayah Desa Made Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang, diperlukan juga keterlibatan dan partisipasi masyarakat sehingga masyarakat merasa terlibat dan bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan potensi Desa yang ada, hal ini pun sebenarnya menguntungkan bagi kehidupan ekonomi mereka dengan sistem pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan memiliki arti penting baik bagi pengunjung, masyarakat maupun kelestarian potensi Desa. Secara harfiah yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang maupun yang akan datang dengan pengelolaan yang tepat tanpa membahayakan lingkungan kehidupan. Pembangunan Desa Made harus berbasis kemasyarakatan dengan tujuan membantu kesejahteraan masyarakat Desa Made.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Peluang Kredit Usaha Pembibitan Sapi Minim Sosialisasi
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Peluncuran program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2009, belum banyak diketahui para petani dan peternak Jombang. Petani dan peternak Jombang menilai program KUPS minim sosialisasi.
Sebelumnya, Bambang Santosa, Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, saat menjadi pembicara seminar sehari bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Peternakan” di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, beberapa waktu lalu (Kobar Warga Edisi Selasa, 3 Agustus 2010) mengatakan, pengajuan program KUPS bagi kelompok peternak akan ditutup pada bulan Agustus tahun 2014.
Program KUPS yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 13/PMK.05/2009 tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) ini diperuntukkan bagi Pengusaha, koperasi dan kelompok peternak. Program tersebut mulai dibuka sejak Desember 2009 lalu.
Ngatiman, Ketua Kelompok tani dan peternak terpadu Sukses Mandiri asal Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang mengungkapkan, informasi berharga tentang adanya peluang kredit usaha pembibitan sapi bagi petani dan peternak belum pernah ia dapatkan.
“Saya sebagai kelompok peternak sama sekali tidak mendengar. Mungkin sosialisasi dari daerah itu terbatas kepada orang-orang tertentu,” tuturnya di sela-sela rapat Perkumpulan Petani dan Peternak Jombang (PAPAN TERBANG) Jombang, Rabu (5/8) malam.
Menurutnya, saat ini kalangan peternak sapi sangat membutuhkan program kredit ringan dari pemerintah. Ditengah turunnya harga sapi, tentu hal itu bisa mengobati trauma para peternak agar bisa kembali beternak.
Suwardi, anggota kelompok peternak Mahesa Jabon Garut, Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang mengaku belum mendengar informasi seputar KUPS. Selama ini, dirinya merasa kesulitan untuk mengakses informasi dari pemerintah tentang peluang-peluang kredit usaha. “Sebenarnya tertarik. Tapi khan Kita sebagai masyarakat yang dibawah itu informasi tidak ada. Untuk cara mengakses juga tidak mengerti, jadi buta sama sekali,” ujarnya.
Keberatan Syarat Agunan
Disisi lain, Mohamad Nursalim, anggota kelompok tani dan peternak Sumber Waru di Kecamatan Sumobito, mengeluhkan sulitnya mengakses permodalan untuk usaha pembibitan ternak. Adanya syarat berupa agunan atau jaminan menjadi syarat yang memberatkan bagi petani dan peternak.
“Kalau untuk mengakses kredit itu halangannya ya jaminannya, itu yang Kita kesulitan. Kebanyakan petani itu tidak punya sertifikat tanah dan kalau BPKB khan tidak cukup hanya satu dan kebanyakan para anggota kan BPKBnya ya juga sekolah (digadaikan),” tukas Nursalim seraya tertawa.
Seperti halnya Nursalim, Dariyono Peternak asal Diwek juga seringkali menemui beberapa kendala ketika hendak mengajukan kredit ringan pada pemerintah. “Akses kredit biasanya kesulitan pada jaminan,” ujarnya seraya mengakui jika tanah sawahnya belum memiliki sertifikat.
Selain syarat adanya agunan yang dirasa berat untuk dipenuhi, Dariyono juga kesulitan untuk mengajukan kredit melalui kelompok. “Kelompok sudah ada. Tetapi setelah dibentuk tidak ada pengarahan dalam pengelolaannya termasuk dalam soal akses bantuan,” pungkasnya. (Mtb)
Persyaratan Permohonan Kredit
1.Pelaku usaha mengajukan permohonan rekomendasi kepada dinas kab/kota dan Ditjen. Peternakan bagi perusahaan atau koperasi, sedangkan bagi kelompok/gabungan, cukup mendapatkan rekomendasi dari dinas kab/kota.
2.Pelaku usaha melakukan kerjasama kemitraan antara perusahaan/koperasi dengan kelompok/gabungan peternak.
3.Pelaku usaha mengajukan kredit kepada perbankan dengan melampirkan :
a.Rekomendasi dinas kab/kota dan atau Ditjen Peternakan
b.Kebutuhan indikatif (Pengadaan sapi dan jenisnya, kandang, pakan obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain)
c.Pola Kerjasama Kemitraan
d.Persyaratan teknis perbankan (agunan tambahan dan lain-lain)
Sumber: Diolah dari keterangan Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI
Sebelumnya, Bambang Santosa, Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, saat menjadi pembicara seminar sehari bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pertanian dan Peternakan” di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, beberapa waktu lalu (Kobar Warga Edisi Selasa, 3 Agustus 2010) mengatakan, pengajuan program KUPS bagi kelompok peternak akan ditutup pada bulan Agustus tahun 2014.
Program KUPS yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 13/PMK.05/2009 tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) ini diperuntukkan bagi Pengusaha, koperasi dan kelompok peternak. Program tersebut mulai dibuka sejak Desember 2009 lalu.
Ngatiman, Ketua Kelompok tani dan peternak terpadu Sukses Mandiri asal Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang, Jombang mengungkapkan, informasi berharga tentang adanya peluang kredit usaha pembibitan sapi bagi petani dan peternak belum pernah ia dapatkan.
“Saya sebagai kelompok peternak sama sekali tidak mendengar. Mungkin sosialisasi dari daerah itu terbatas kepada orang-orang tertentu,” tuturnya di sela-sela rapat Perkumpulan Petani dan Peternak Jombang (PAPAN TERBANG) Jombang, Rabu (5/8) malam.
Menurutnya, saat ini kalangan peternak sapi sangat membutuhkan program kredit ringan dari pemerintah. Ditengah turunnya harga sapi, tentu hal itu bisa mengobati trauma para peternak agar bisa kembali beternak.
Suwardi, anggota kelompok peternak Mahesa Jabon Garut, Desa Made, Kecamatan Kudu, Jombang mengaku belum mendengar informasi seputar KUPS. Selama ini, dirinya merasa kesulitan untuk mengakses informasi dari pemerintah tentang peluang-peluang kredit usaha. “Sebenarnya tertarik. Tapi khan Kita sebagai masyarakat yang dibawah itu informasi tidak ada. Untuk cara mengakses juga tidak mengerti, jadi buta sama sekali,” ujarnya.
Keberatan Syarat Agunan
Disisi lain, Mohamad Nursalim, anggota kelompok tani dan peternak Sumber Waru di Kecamatan Sumobito, mengeluhkan sulitnya mengakses permodalan untuk usaha pembibitan ternak. Adanya syarat berupa agunan atau jaminan menjadi syarat yang memberatkan bagi petani dan peternak.
“Kalau untuk mengakses kredit itu halangannya ya jaminannya, itu yang Kita kesulitan. Kebanyakan petani itu tidak punya sertifikat tanah dan kalau BPKB khan tidak cukup hanya satu dan kebanyakan para anggota kan BPKBnya ya juga sekolah (digadaikan),” tukas Nursalim seraya tertawa.
Seperti halnya Nursalim, Dariyono Peternak asal Diwek juga seringkali menemui beberapa kendala ketika hendak mengajukan kredit ringan pada pemerintah. “Akses kredit biasanya kesulitan pada jaminan,” ujarnya seraya mengakui jika tanah sawahnya belum memiliki sertifikat.
Selain syarat adanya agunan yang dirasa berat untuk dipenuhi, Dariyono juga kesulitan untuk mengajukan kredit melalui kelompok. “Kelompok sudah ada. Tetapi setelah dibentuk tidak ada pengarahan dalam pengelolaannya termasuk dalam soal akses bantuan,” pungkasnya. (Mtb)
Persyaratan Permohonan Kredit
1.Pelaku usaha mengajukan permohonan rekomendasi kepada dinas kab/kota dan Ditjen. Peternakan bagi perusahaan atau koperasi, sedangkan bagi kelompok/gabungan, cukup mendapatkan rekomendasi dari dinas kab/kota.
2.Pelaku usaha melakukan kerjasama kemitraan antara perusahaan/koperasi dengan kelompok/gabungan peternak.
3.Pelaku usaha mengajukan kredit kepada perbankan dengan melampirkan :
a.Rekomendasi dinas kab/kota dan atau Ditjen Peternakan
b.Kebutuhan indikatif (Pengadaan sapi dan jenisnya, kandang, pakan obat-obatan, tenaga kerja dan lain-lain)
c.Pola Kerjasama Kemitraan
d.Persyaratan teknis perbankan (agunan tambahan dan lain-lain)
Sumber: Diolah dari keterangan Staff Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Wednesday, March 19, 2014
Misteri Topeng Hijau Gua Made
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Penelitian arkeologi di Goa Made
mulai dilakukan oleh para arkeolog Indonesia dibantu Anacleto Spazzapan
ahli geometri Italia di tahun 2006. Sebenarnya sebelum penggalian
arkeologi tahun 2006 telah banyak ditemukan topeng perunggu oleh
penduduk setempat. Topeng-topeng tersebut bentuknya bermacam-macam,
namun sebagaimana topeng, maka yang digambarkan hanyalah bagian penutup
wajah saja. Ada juga yang wujudnya patung dada jadi digambarkan kepala
hingga dadanya (patung torso), dan terdapat pula topeng yang
menggambarkan kepala hingga leher. Sahabat anehdidunia.com ukurannya bervariasi pada setiap topeng, untuk jelasnya perhatikan beberapa contoh topeng pada foto-foto berikut:
Artefak perunggu dari Goa Made tahun 2006 dan 2007 Goa Made, di Desa
Made, Kecamatan Kudu, jumlahnya lebih dari 100 macam benda, umumnya
berupa topeng, namun ada juga artefak lainnya seperti:
1. hewan gajah,
2. babi hutan yang ditunggangi manusia,
3. tabung silindris dengan puncak kepala manusia ganda (menghadap ke depan-belakang),
4. kelompok wadah seperti: bejana upacara, kendil, kendil bercucuk, dan lainnya
5. figur perempuan yang sedang menyusui anaknya,
6. gajah sedang mengamuk, belalainya membelit dan menginjak orang-orang,
di punggungnya digambarkan ada pengendaranya yang sedang meniup
terompet
7. Kereta dikendarai beberapa orang yang sedang ditarik gajah, dan sebagainya
Temuan yang paling menarik jelas topeng perunggu yang sebagian berwarna
hijau karena menunjukkan peran penting wilayah ini pada zaman dulu.
Dengan beranekanya temuan benda perunggu yang terdapat di situs Goa
Made dan sekitarnya, menunjukkan bahwa areal situs tersebut di masa
silam mempunyai peranan penting dalam aktivitas manusia. Pembicaraan
selanjutnya adalah perihal topeng perunggu saja, karena topeng seperti
itu tidak pernah dikenal dalam khasanah arkeologi Indonesia, sedangkan
mengenai benda-benda lainnya akan dijelaskan dalam kajian selanjutnya.
Apabila diperhatikan secara sepintas, maka raut wajah yang digambarkan
oleh topeng- topeng tersebut banyak yang bukan memperlihatkan wajah
orang Jawa atau orang Indonesia pada umumnya. Wajah-wajah topeng umumnya
digambarkan dengan:
- mata yang salah satu sudutnya (sudut luar) lebih naik dari sudut lainnya yang dekat dengan pangkal hidung
- beberapa topeng jelas digambarkan dengan mata yang sempit,
alis di atas mata juga digambarkan melengkung naik mengikuti mata yang
digambarkan miring, hal itu mirip dengan raut wajah orang-orang Asiatic
Mongoloid.
Oleh beberapa arkeolog Indonesia situs Goa Made
dihubungkan dengan periode Majapahit, alasan mereka adalah terdapatnya
artefak perunggu dan batu yang dapat diidentifikasikan dari era
Majapahit. Artefak-artefak khas Majapahit itu justru ditemukan dalam
penggalian arkeologi tahun 2006 yang lalu. Penggalian itu dilakukan atas
kerja sama antara arkeolog Indonesia dan ahli dari Italia, hasil
penggalian menghasilkan bermacam temuan antara lain topeng perunggu,
fragmen benda-benda perunggu, dan juga pecahan clupak batu (lampu
minyak).
Selain itu dari temuan lepas yang berasal dari sekitar situs Goa Made
pun mengindikasikan bahwa banyak artefak perunggu justru berasal dari
zaman Majapahit, seperti patung gajah, perempuan menyusui, perempuan dan
anak-anaknya dalam perahu yang dihias bentuk kepala berang-berang,
kereta yang ditarik gajah, dan sebagainya, jelas menunjukkan dari zaman
Majapahit. Hal yang menarik adalah ditemukan arca bhiksu- bhiksu dan
dewa-dewa Buddha yang khas bergaya Cina, dan itu pun dapat dipastikan
berasal dari sekitar abad ke-13-14, artinya sezaman dengan perkembangan
Majapahit.
Perkara yang justru penting dan harus dijelaskan adalah banyaknya temuan
artefak yang berwujud topeng dengan wajah yang umumnya berbeda dengan
wajah-wajah orang Melayu (Malayan-Mongoloid). Sahabat anehdidunia.com penggambaran
wajah-wajah yang tidak bercirikan wajah Melayu terdapat juga pada
beberapa artefak batu dan nekara perunggu dari masa prasejarah dalam
zaman megalitik Indonesia, artinya jauh dari masa perkembangan
Majapahit.
Topeng perunggu artefak yang ditemukan di Goa Made, Kabupaten Jombang,
materinya campuran antara tanah liat (keramik) dan logam (metal). Bahan
ini lazim dikenal dengan cermet (ceramic-metal) yang saat ini dipakai
untuk membuat chip komputer. Analisis kimiawi itu dilakukan Laboratorium
Arkeologi Eksperimental Giuseppe Pulitani di Colonna, Roma. Pada
zamannya, material cermet merupakan satu-satunya di dunia. Bukan
apa-apa, kebanyakan temuan topeng di situs arkeologi terbuat dari emas
dan kayu. "Ini rediscovery." Dari segi teknologi pembuatan. Mereka
membuat cetakan sehingga sejumlah topeng bentuknya sama.
Adonannya berasal dari tanah liat dicampur dengan bubuk metal. Bahan
tanah diambil dari persawahan di Jombang yang terkenal subur. Asal logam
diduga dari koin-koin Kekaisaran Cina yang ditumbuk halus.
Pada Mei 2011 Laboratorium Metal di Milano melansir temuannya bahwa
artefak Goa Made tersebut berumur 3.000 tahun sebelum Masehi. Jika
benar, hasil ini mencengangkan karena Jombang bakal mengubah peta
peradaban dunia. Jombang bisa dianggap tempat penyebaran manusia ke Asia
Tenggara dan Austronesia, bukannya Yunan di Cina selatan.
Temuan tersebut menjadi bahan diskusi ilmuwan internasional di
Departemen Arkeologi, Universitas Bologna, Italia. Dari Indonesia hadir
arkeolog UI Agus Aris Munandar dan Wanny Rahardjo. Dan Ternyata hasil
lab Milano keliru.
Dari cerita warga Desa Made, goa tersebut merupakan tempat mengungsi
pejabat Majapahit ketika kerajaan ini mulai runtuh. Untuk mengamankan
barang-barang penting mereka menanamnya di Goa Made. Masalahnya, topeng
perunggu tersebut tidak ditemukan di Trowulan yang menjadi ibu kota
Majapahit. Kalau usianya lebih tua lagi, jelas bukan bagian dari
Kerajaan Majapahit.
Hasil penelitian terbaru yang ditulis oleh AM Steiner dan M Vidale dan
dimuat di majalah Archeo yang terkenal di Italia, mengatakan bahwa topeng hijau
gua made berasal dari abad ke10 SM. Dan hasil ini jelas membuat para
sejarawan harus menulis ulang asal manusia di pulau pulau Asia Tenggara,
membuka lembaran sejarah baru yang tak terduga tentang masa lalu yang
hilang dari Eurasia.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Subscribe to:
Posts (Atom)