Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Thursday, July 23, 2009
ABUL & GIRA, "TRENDSETTER" MUDA BAHASA INDONESIA
SEBERAPA penting peran bahasa untuk Belia? Semuanya pasti bilang sangat penting,
Sabtu (10/10) pagi menjelang siang di sebuah gerai donat, belia ngobrol banyak sama Gira dan Abul. Menurut mereka, gelaran pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat ini belum banyak yang tau. "Acara ini emang baru berlangsung selama tiga tahun. Belum banyak yang tahu karena sosialisasi lewat media kurang banyak dan waktunya pendek," kata Gira. Pemilihan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa ini, tadinya memang hanya ditujukan untuk mereka yang bener-bener berminat pada bidang ini. "Saya sendiri taunya udah dari tahun lalu karena diberi tahu temen yang anak Sastra. Tapi mulai tahun ini, lebih dibuka ke umum karena nantinya di pemilihan yang nasional, banyak pertanyaan mengenai wawasan umum," jelas cewek yang sedang mengambil magister kenotariatan di Unpad ini.
Kemudahan untuk mengikuti ajang ini juga didapat oleh Abul. "Kebetulan saya dan Gira juga ikutan pemilihan Mojang Jajaka Jawa Barat. Jadinya info tentang pemilihan ini didapat dari sana," kata cowok asal Garut ini. Menurut mereka berdua, seleksi yang harus mereka jalani selama lomba termasuk berat. "Ada tes menulis dalam tiga bahasa: Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Sunda, interview, presentasinya, sama ada juga Uji Kompentensi Bahasa Indonesia (UKBI). Yang terakhir ini adalah semacam tes TOEFL-nya Bahasa Indonesia," jelas Abul.
Mungkin Belia juga banyak yang belum tahu soal UKBI ini ya? "UKBI ini diperlukan oleh warga asing yang akan bekerja atau sekolah di Indonesia. Sama kayak kita aja kalau mau kerja atau sekolah di Amerika or Inggris, butuh standar minimal nilai TOEFL," tambah Gira. Tuh, tambah satu pengetahuan lagi kan, kalau Bahasa Indonesia bukan sekadar bisa mengucapkan, tetapi juga harus tau tata bahasa atau grammar-nya juga.
Tujuan utama dari pemilihan Duta Bahasa ini, kata Abul dan Gira, sang Duta Bahasa ini akan menjadi trendsetter dalam penggunaan bahasa lokal, dalam hal ini bahasa Indonesia. "Sekarang banyak terjadi degradasi penggunaan bahasa Indonesia, kayak di iklan-iklan yang menggunakan bahasa asing. Jadi si Balai Bahasa ingin ada kampanye kecil-kecilan untuk melestarikan bahasa Indonesia. Bahasa asing, Inggris, dalam hal ini penting karena kita juga harus bisa menyerap informasi dari luar negeri, tetapi ada porsinya. Bahasa Sunda juga penting karena kita tetap harus melestarikan budaya, supaya enggak lupa sama asal usul kita. Bahasa Indonesia untuk menunjukkan identitas kita kepada orang luar," kata cewek kelahiran 13 September 1985 ini panjang lebar.
Banyak yang terkecoh juga kalau bahasa Indonesia yang baik dan benar itu harus mengacu kepada ejaan yang disempurnakan alias EYD. Ternyata enggak gitu, lho. "Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu adalah bahasa yang dipakai sesuai dengan tempatnya atau tepat sasaran. Misalnya gini, kalau berbicara di depan forum yang formal, tentunya kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal juga, menggunakan EYD. Akan tetapi, kalau ada forum yang nonformal, sah-sah saja jika berbicara bahasa Indonesia yang enggak mengacu EYD," tutur Abul. Yang baik belum tentu benar, kan? Tapi kalau Belia tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bahasa, enggak ada salahnya untuk main-main ke Balai Bahasa. Kalau di Bandung sih, di kawasan Jalan Sumbawa. Gimana? Mau ikutan? ***
tisha_belia@yahoo.com
Sumber : Pikiran Rakyat
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.