Sunday, September 11, 2011

> Al Quran dari Jaman ke Jaman

sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info
Apakah anda benar-benar yakin bahwa Tuhan memelihara Alquran? Bahwa Alquran akan tetap ada dan utuh hingga akhir zaman? Atau anda hanya pura-pura yakin alias meyakin-yakinkan diri tanpa otak? Maaf. Anda jangan marah dulu. Ini baru tes awal.

Sekarang mari kita lihat ayat dibawah ini:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS, 15:9)

Ayat inilah yang menjadi rujukan bagi umat Islam untuk mengatkan bahwa Alquran dipelihara langsung oleh Tuhan. Dengan melahap ayat ini, umat Islam merasa tentram dan yakin secara psikologis bahwa Alquran akan tetap asli dan terpelihara sampai kapanpun: “Toh Tuhan sendiri yang menjaganya.”

Selain ayat tersebut, umat Islam juga menyandarkan keyakinannya bahwa keaslian dan keutuhan Alquran juga terpelihara karena banyaknya umat Islam yang hafal Alquran. Okey.

Tapi sehubungan dengan hal ini, kenapa latar belakang munculnya ide pembukuan Alquran di zaman Usman bin Affan (khalifah ketiga) justru karena banyaknya umat Islam yang hafal Alquran sudah gugur di medan perang?

Apa artinya tindakan para sahabat tersebut?

Berarti ada kecemasan bagi mereka bahwa jika Alquran tidak segera dibukukan, ada kemungkinan keutuhan Alquran tidak akan terjaga. Atau paling tidak akan terjadi ketidakseragaman Alquran. Karena sumber-sumber otentik Alquran (penghafal Alquran) sudah gugur satu persatu.

Lalu di sisi lain, kenapa mereka tidak bersandar saja pada ayat di atas? Bukankah Tuhan sendiri ayang akan menjaga Alquran? Apakah ada kekuatan lain yang lebih kuat dan tak terbantah melebihi pemeliharaan Tuhan?

Atau…. Maaf,
Adakah kemungkinan ayat itu ditambahkan kemudian pasca zaman para sahabat tersebut? Sehingga karena tidak ada ayat seperti itulah yang membuat sikap mereka murni alamiah. Artinya sikap mereka tidak mistis. Tidak ada mistifikasi terhadap Alquran. Tidak ada pemeliharaan begitu saja dari langit sim salabim. Tetap saja ada mekanisme hukum alam yang mereka pahami. Artinya kalau tidak dipelihara oleh umat Islam ya Alquran bisa saja berubah bahkan mungkin juga punah?

Nah, itu dari sisi teologis dan sejarah.

Sekarang secara empiris.
Seandainya ada yang merubah ayat-ayat Alquran, lalu dicetak sekian eksemplar bisakah hal itu terjadi? Misalkan saya punya percetakan lalu mencetak 20 milyar eksemplar Alquran versi palsu dan saya sebarkan ke berbagai penjuru dunia, bisakah hal itu terjadi?

Atau jika ada yang ingin membakar Alquran, apakah hal itu juga bisa terjadi?

Jika jawaban untuk kedua pertanyaan ini ya (seperti memang sudah terbukti dalam banyak kasus), maka pertanyaannya adalah: Dimana letak pemeliharaan Tuhan? Seperti tergambar pada ayat di atas?


Okey. Bisakah orang-orang yang hafal Alquran tersebut membendung penyebaran Alquran palsu hasil cetakan saya yang sudah tersebar ke berbagai Negara? Atau jika yang hafal Alquran ini dibunuh mislanya, masihkah terjaga keutuhan dan keaslian Alquran?

Kemudian di sisi lain kenapa para Sahabat Nabi sendiri, yang dalam Islam diyakini sudah dijamin masuk sorga oleh Tuhan, kok malah meragukan pemeliharaan Alquran karena banyak penghafal Alquran sudah gugur di medan perang? Kenapa mereka masih berusaha secepatnya untuk membukukan Alquran sekaligus melakukan standarisasi master Alquran?

Nah, jika anda sepakat dengan uraian di atas, ada 2 tawaran dari saya:

Pertama:

Berdasarkan subjek kalimat yang digunakan pada ayat diatas adalah KAMI, bukan AKU, siapakah yang dimaksud dengan KAMI pada ayat di atas? Tuhan atau Muhammad? Atau Tuhan dengan Muhammad? Jika memang kita pahami kata KAMI itu adalah Tuhan, kenapa pemeliharaan itu bisa gugur seperti sudah terjadi pada zaman Sahabat Nabi?

Kemudian jika dipahami kata KAMI itu adalah Tuhan dan Muhammad, kenapa pasca meninggalnya Nabi juga gugur klaim jaminan pemeliharaan Alquran tersebut?

Kedua:

Atau jangan-jangan yang dimaksud dengan pemeliharaan Tuhan pada ayat tersebut bukanlah pada fisik Alquran. Bukanlah pada ayat-ayat, bukanlah pada teks-teks, bukanlah pada huruf-huruf yang dicetak diatas kertas yang bernama Alquran. Tapi adalah pemeliharaa atas FimanNya.

Apa itu firman? Secara gamblang yaitu ayat-ayat Tuhan Universal. Substanasi dari nilai-nilai Alquran. Hakikat dari Kebenaran Universal. Dan firman Tuhanseperti ini bukan hanya pada apa yang tercatat pada Alquran secara tekstual. Tapi itu baru setitik penubuhan (pembumian) Firman Tuhan diantara Firman Tuhan yang tak terhingga. Bumi langit dan seisi alam adalah ayat-ayat Tuhan yang hidup. Yang tersebar secara tersirat. Dan itu menjadi tanda-tanda bagi orang yang berpikir. Bagi orang yang merenung. Bukankah dinyatakan Tuhan dalam Alquran bahwa jika habis air laut pun, tidak akan cukup untuk dijadikan tinta menulis Ilmu Tuhan (FirmanNya)?

Itulah Firman Tuhan (Alquran) dalam makna yang sesungguhnya. Yaitu ajaran Kebenaran Tuhan yang abadi sepanjang masa. Nilai-nilai Kebenaran Universal yang berlaku dimana saja, kapan saja dan bagi siapa saja. Adakah manusia yang tidak mengakui nilai-nilai Kebenaran Universal? Yaitu nilai-nilai hukum alam (sunnatullah), nilai-nilai kasih-sayang, nilai-nilai saling tolong menolong, nilai-nilai keadilan dan seterusnya. Adakah nilai-nilai ini luntur atau kadaluarsa? Adakah dianggap nilai-nilai ini tidak asli, palsu dan sudah tidak berlaku lagi?

Jika penafsiran ini diterima, bisakah ini yang dimaksud sebagai Pemeliharaa Alquran oleh Tuhan pada ayat di atas? Atau bagaimana cara memahami ayat diatas menurut anda?
sepatu orthopadi orthoshoping.com sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita kelainan kaki pada balita arrow
Ads orthoshop info

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.