sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Tuesday, May 15, 2012
HAKIKAT SARANA & PRASARANA DISEKOLAH
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Hakikat sarana & prasarana
Sarana dan prasarana merupakan sebuah pelengkap dalam berbagai acara kegiatan, dengan adanya sarana kemudian diharapkan akan mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan dari kegiatan acara tersebut secara efektif dan efisien. Sebagai sebuah pelengkap sarana dan prasarana mencakup berbagai ruang lingkup, mulai dari hal yang berdaya guna tinggi hingga hal yang mempunyai daya guna sebagai hal yang tidak nyata berguna, akan tetapi terkadang diperlukan.
Sebagai suatu hal yang berdaya guna, sarana dan prasarana kemudian dapat dikatakan sebagai sebuah hal yang menunjang kesuksesan dalam sebuah acara kegiatan. Demikian pula sarana dan prasarana dalam pendidikan, merupakan sebuah alat dalam menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
[1]Dalam ilmu administrasi sarana, istilah sarana diartikan sebagai sebuah proses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan untuk kemudian agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun dalam hal ini administrasi sarana dipandang sebagai sesuatu yang mempunyai batasan, hal tersebut karena dalam sarana dapat dikatakan hanya mempunyai wewenang: pengadaan, penggunaan, dan pengelolaan semata. Untuk itu dalam administrasi pendidikan berlaku istilah: [2](a) Perencanaan, (b) Pengadaan, (c) Pengaturan, (d) Penggunaan, (e) Penyingkiran, dan, (f) Dasar pengetahuan mengenai perpustakaan.
Dasar pengetahuan mengenai perpustakan termasuk dalam sarana pendidikan karena perpustakaan merupakan hal yang penting sebagai penunjang atas pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu peran buku sebagai sumber atas informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan disekolah-sekolah.
Sementara itu prasarana merupakan segala bentuk fisik atas pengadaan sarana pendidikan untuk menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar dalam sebuah pendidikan secara tidak langsung. Selanjutnya [3]menurut Dra. Suharsimi AK., bahwasanya yang termasuk dalam pra-sarana pendidikan adalah meliputi bangunan sekolah dan alat perabotan sekolah.
Ada tiga pengertian yang biasanya dicampuradukan dalam sarana dan prasarana pendidikan, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan. Dan ketiga hal tersebut masih sukar untuk dibedakan satu dengan yang lainya.
Alat pelajaran adalah semua benda yang dapat dipergunakan secara langsung baik oleh guru maupun murid sebagai objek dalam proses belajar-mengajar. Alat ini mungkin bisa berwujud seperti Buku tulis, gambar-gambar, alat tulis-menulis lain seperti bolpoin, kapus, spidol, penghapus dan papan tulis maupun lainya, yang dapat berupa alat praktek dan sebagainya, yang semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.
Sedangkan pengertian alat peraga menurut Anwar Yassin M.Ed, adalah[4]segala alat bantu proses pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang sudah memberi pengertian kepada anak didik secara berturut-turut dari sesuatu yang bersifat abstrak sampai kepada sesuatu yang bersifat konkret atau nyata. Dengan pengertian ini maka dapat diartikan bahwasanya alat pelajaran dapat termasuk kedalam lingkup alat peraga, namun belum tentu semua alat peraga merupakan alat pelajaran.
Sementara media pendidikan merupakan sebuah media pembelajaran, media tersebut sering digunakan sebagai perantara didalam proses belajar-mengajar peserta didik maupun pendidik. Media tersebut mempunyai peran untuk mempermudah tercapainya suatu tujuan secara efekif dan efisien. Namun media pendidikan ini tidak dapat dikatakan mempunyai peran dalam alat peraga. Akan tetapi media pendidikan dapat menggantikan peran seorang guru bila pada hari tersebut tidak bisa hadir untuk mengajar. Kemudian bentuk dari media pembelajaran ini biasanya didasarkan atas indera, yang mana digunakan untuk menangkap isi dari materi yang sedang atau akan disampaikan.
[5]Menurut Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya organisasi dan administrasi pendidikan menyatakan bahwa terdapat beberapa klasifikasi dalam bentuk media pendidikan, yaitu meliputi:
· Media audio atau media dengar, yaitu media untuk pendengaran
· Media visual atau media tamak, yaitu media untuk penglihatan
· Media audio visual atau media tampak-dengar, yaitu media untuk pendengaran dan penglihatan.
Selanjutnya, tentu dalam ketiga pengertian yang sering dicampuradukkan dalam sarana dan prasarana pendidikan, akan mempunyai semakin banyak lagi perbedaan jika kemudian kita melihatnya dari berbagai sudut pandang yang lain.
Akan tetapi hal terpenting yang perlu digaris bawahi dalam administrasi sarana dan prasarana adalah bukan pada pengertian atau definisi-definisi tentang sarana dan prasarana itu, melainkan bagaimana pengadministrasian dari semua itu. Sehingga kemudian dapat membantu memperlancar dalam proses pencapaian tujuan pendidikan disekolah. Hal tersebut karena mengingat kemungkinan masih banyak disekolah-sekolah kita dewasa ini belum terdapat tenaga profesional yang secara khusus dalam menangani peng-administrasian dan pemeliharaan sarana tersebut, maka kemudian tugas-tugas dalam hal ini biasanya diserahkan pada salah seorang atau lebih karyawan (pegawai sekolah) yang ditunjuk.
Peng-administrasian dalam sarana dan prasarana sesungguhnya meliputi 5 hal garis besar, yakni:
1. Penentuan kebutuhan
2. Proses Pengadaan
3. Pemakaian
4. Pencatatan/Pengurusan
5. Pertanggung jawaban
Keterangan:
1. Penentuan Kebutuhan
Sebalum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain terlebih dahulu harus melalui prosedur penelitian yaitu melihat kembali kekayaan yang telah ada. Dengan demikian baru bisa ditentukan sarana apa yang diperlukan berdasar kepentingan pendidikan-pendidikan disekolah itu.
2. Proses Pengadaan
Pengadaan sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh:
a. Pembelian dengan biaya pemerintah
b. Pembelian dengan biaya dari SPP
c. Bantuan dari BP3 dan,
d. Bantuan dari masyarakat lainya.
3. Pemakaian
Dari segi pemakaian(penggunaan) terutama sarana alat perlengkapan dapat dibedakan atas:
a. Barang habis pakai
b. Barang tidak habis pakai
Penggunaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan dipertanggung jawabkan ada pada tiap triwulan sekali.
Sedangkan penggunaan barang tetap dipertanggungjawabkan biasanya satu tahun sekali, maka dari itu perlu pemeliharaan dan barang-barang itu disebut sebagai barang inventaris.
4. Pengurusan dan Pencatatan
Untuk keperluan dan kepengurusan, harus disediakan instrumen administrasi berupa antara lain:
a. Buku inventaris
b. Buku pembelian
c. Buku penghapusan
d. Kartu barang
5. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan berbagai barang tersebut yang mana ditunjukan kepada instansi atasan.
[1]Suharsimi Arikunto, Dr. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Rajawali
1990. cetakan ke 1, hal 81
[2]Ibid.81
[3]B. Suryo Subroto, Dr. Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara 1988. Cetakan ke 2,
Hal 75
[4]Ibid.3
[5]Ibid.1 ha.l 83
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.