sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Wednesday, August 1, 2012
Tari Pendet – Seni Tari dari Bali – Sejarah Tari Pendet
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Pulau Bali adalah salah satu tempat wisata andalan Indonesia yang terkenal ke seluruh penjuru dunia karena keindahan alam dan budayanya. Hampir setiap hari ada rombongan Turis lokal/ domestik maupun asing yang berbondong-bondong datang ke Pulau Dewasa untuk berwisata, jumlah wisatawan akan meningkat di saat musim liburan. Salah satu prosesi penyambutan tamu yang sering dipentaskan adalah Tari Pendet.
Sejarah / asal usul Tari Pendet
Tari Pendet diciptakan oleh I Wayan Rindi (1967), maestro tari dari Bali yang dikenal luas sebagai penggubah tari pendet sakral yang bisa di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Pada awal penciptaan, tarian ini merupakan tari pemujaan yang banyak dipentaskan di Pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Gerak Tari ini simbol penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tetapi, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi “tarian ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.
Diyakini bahwa Tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Gerakan Tari Pendet
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
Kontroversi Tari Pendet
Tari Pendet pernah menjadi sorotan dan heboh saat tampil di program televisi Enigmatic Malaysia Discovery Channel.
Tindakan Malaysia yang mengklaim tari pendet sebagai bagian dari budayanya amat disesalkan keluarga Wayan Rindi. Pada masa hidupnya, Wayan Rindi memang tak berfikir untuk mendaftarkan temuannya agar tak ditiru negara lain. Selain belum ada lembaga hak cipta, tari Bali selama ini tidak pernah di patenkan karena kandungan nilai spiritualnya yang luas dan tidak bisa dimonopoli sebagai ciptaan manusia atau bangsa tertentu.
Namun pemerintah Malaysia menyatakan kalau mereka tidak bertanggung jawab atas iklan tersebut karena dibuat oleh Discovery Channel Singapura hingga akhirnya Discovery TV melayangkan surat permohonan maaf kepada kedua negara, dan menyatakan bahwa jaringan televisi itu bertanggung jawab penuh atas penayangan iklan program tersebut.
Meskipun demikian, insiden penayangan pendet dalam program televisi mengenai Malaysia ini sempat memicu sentimen Anti-Malaysia di Indonesia.
Itulah penjelasan mengenai seni tari pendet dari bali, sejarah, dan gerakan tari pendet. Semoga dapat menambah pengetahuan kamu mengenai seni tari di Indonesia.
referensi : republika.co.id, magistre-sejarah.blogspot.com, id.wikipedia.org
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
Seni dan Budaya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.