sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Friday, November 9, 2012
Kisah Sepiring Nasi Goreng
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Malam itu, Fulanah bertengkar dengan ibunya. Karena kesal, Fulanah keluar rumah tanpa membawa apapun. Saat menyusuri jalanan, ia melewati sebuah warung tenda nasi goreng. Fulanah mencium harumnya aroma nasi goreng yang segera membuatnya kelaparan.
Ia ingin sekali memesan nasi goreng yang harum itu, tetapi ia tidak mempunyai uang. Pemilik warung melihat Fulanah berdiri cukup lama di depan warungnya, lalu ia bertanya
"Mbak, mau beli nasi goreng?"
"Tetapi, saya tidak bawa uang," jawab Fulanah malu-malu.
"Tidak apa-apa. Nggak usah bayar. Ayo duduk, saya buatkan dulu," kata pemilik warung.
*gambar ilustrasi
Tidak lama kemudian, pemilik warung itu menghidangkan sepiring nasi goreng dan segelas air minum. Fulanah segera makan beberapa suap dan kemudian air matanya mulai berlinang.
"Ada apa mbak ?" tanya si pemilik warung.
"Ah, tidak apa-apa. Saya hanya terharu," jawab Fulanah sambil mengeringkan air matanya.
" Seseorang yang baru aku kenal pun mau memberi aku sepiring nasi goreng! Tetapi, Ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, langsung mengusir aku dari rumah."
Mendengar perkataan Fulanah, pemilik warung menghela nafas dan berkata:
"Mbak mengapa bicara seperti itu? Coba pikir, saya hanya memberi mbak sepiring nasi dan mbak menjadi terharu. Bayangkan Ibu mbak telah memasak makanan semenjak mbak kecil hingga dewasa. Mengapa mbak tidak berterimakasih kepadanya, malahan bertengkar dengan Ibu?"
Fulanah terhenyak mendengar perkataan pemilik warung. Mengapa ia tidak berpikir tentang hal itu?
Untuk sepiring nasi goreng dari seseorang yang baru dikenal, ia begitu berterima kasih. Tetapi kepada Ibunya yang telah memasak selama bertahun-tahun, ia bahkan tidak memperlihatkan kepeduliannya.
"Dan, hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengan Ibu", renung Fulanah dalam hati.
Fulanah pun segera menghabiskan nasi gorengnya dengan cepat. Lalu, ia menguatkan dirinya segera pulang ke rumah. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Sang Ibu tampak kebingungan. Tapi ketika ia melihat Fulanah, tampak rasa lega. "Ayo, cepatlah masuk. Ibu telah menyiapkan makan malam. Segeralah kamu makan, nanti menjadi dingin," ujar sang Ibu sambil tersenyum. Pada saat itu, Fulanah tidak dapat menahan air matanya dan ia pun menangis sejadi-jadinya di pangkuan sang Ibu.
"Ibu, maafkan aku," kata Fulanah sambil terus terisak.
*gambar ilustrasi
Sekali waktu, mungkin kita akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk sebuah pertolongan kecil yang mereka berikan. Tetapi, kepada orang yang sangat dekat, khususnya orangtua, harus di ingat bahwa hendaknya berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Like This..?? Share This Article.....
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
Renungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.