sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Tuesday, September 24, 2013
RESENSI BUKU "KERAJAAN-KERAJAAN NUSANTARA PASCAKERUNTUHAN MAJAPAHIT: SEJARAH DAN HIKAYATNYA
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
RESENSI BUKU "KERAJAAN-KERAJAAN NUSANTARA PASCAKERUNTUHAN MAJAPAHIT: SEJARAH DAN HIKAYATNYA
Ivan Taniputera
24 September 2013
Data buku:
Judul : Kerajaan-kerajaan Nusantara Pascakeruntuhan Majapahit: Hikayat dan Sejarahnya
Pengarang : Ivan Taniputera
Penerbit : CV. Gloria
Halaman : 1.658 + hard cover
Harga : Rp. 750.000,-
Bagi negeri kita yang terdiri dari beribu pulau dengan beragam suku bangsa, adat istiadat, dan bahasanya, sejarah lokal sesungguhnya merupakan bagian sejarah nasional yang sangat penting dan tak terpisahkan. Sebelumnya, riwayat berbagai kerajaan di Kepulauan Nusantara pascakeruntuhan Majapahit selaku sejarah lokal masih belum banyak disentuh. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh minim dan terseraknya berbagai sumber sejarah. Dewasa ini, nampak kebangkitan minat masyarakat kita terhadap sejarah, baik umum maupun lokal. Banyak buku kajian sejarah lokal telah ditulis, baik oleh para sejarawan dalam maupun luar negeri. Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap kepustakaan sejarah lokal di negeri kita, dimana seiring dengan tumbuhnya minat masyarakat dan kaum cendekiawan, penulis terdorong merangkum sejarah berbagai kerajaan tersebut,sehingga dapat diperoleh literatur mengenai perkembangan sejarahnya.
Buku ini mencatat riwayat perkembangan berbagai kerajaan mulai dari zaman hikayat/ penuturan lisan hingga tersedianya dokumen-dokumen sejarah, seperti laporan-laporan asing, naskah-naskah perjanjian (korte serta lange verklaring), dan lain sebagainya. Meski disebut "pascakeruntuhan Majapahit" namun batasan ini juga tidak dapat terlalu ketat diikuti. Beberapa kerajaan telah ada sebelum keruntuhan Majapahit, sebagai contoh adalah Kedatuan Luwu, yang ada di Sulawesi Selatan. Pemaparan riwayat ratusan kerajaan tersebut akan dibagi berdasarkan pulau-pulaunya.
Sebagai contoh, di Sumatera kita dapat membaca mengenai tidak hanya kerajaan-kerajaan besar dan telah terkenal saja (seperti Aceh, Asahan, Deli, Langkat, Serdang, Palembang, Jambi, Riau Lingga, Siak Sri Indrapura, dan lain sebagainya), melainkan juga berbagai kerajaan yang kemungkinan jarang terdengar di telinga pembaca, seperti berbagai keuleebalangan di Aceh (seperti Pidie, Samadua, Bloe, Samalanga, dan lain sebagainya). Buku ini mengulas mengenai 86 kerajaan-kerajaan para uleebalang dan masih ditambah lagi kerajaan-kerajaan di Gayo dan Alas. Tidak ketinggalan pula kerajaan-kerajaan di Tanah Simalungun, Karo, Rokan, Batubara, dan lain sebagainya.
Kita akan menapak tilasi pula ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa. Kita akan mengulas sejarah kerajaan-kerajaan besar, seperti Banten, Cirebon, dan Mataram (yang terpecah menjadi Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman). Kendati demikian, kita dapat membaca pula mengenai Kerajaan-kerajaan Sumedang Larang, Blambangan, kadipaten-kadipaten di Madura (Sumenep, Bangkalan, dan Pamekasan), dan kadipaten-kadipaten berumur singkat di kawasan Yogyakarta (Nanggulan serta Kalibawang). Banyak orang melupakan bahwa di Sumenep terdapat kraton atau istana, sebagaimana halnya di Jawa.
Di Pulau Bali kita tidak hanya mendapati riwayat kedelapan kerajaan utama saja (astanegara): Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan; melainkan juga kerajaan Mengwi, Sukawati, Taman Bali, dan Payangan.
Di Kalimantan barat terdapat kerajaan-kerajaan seperti Pontianak, Mempawah, Landak, Sintang, Sukadana, dan lain sebagainya. Kendati demikian, banyak orang melupakan bahwa di Kapuas Hulu juga terdapat kerajaan-kerajaan Bunut, Silat, Suhaid, Piasa, Jongkong, dan lain sebagainya. Selain itu, di Melawi juga terdapat beberapa kerajaan kecil pula. Di Kalimantan tengah terdapat kerajaan Kotawaringin, yang masih berkerabat dengan Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan; bahkan di buku ini juga meriwayatkan beberapa kerajaan pesisir kecil di Kalimantan Selatan, seperti Pagatan, Sambaban, Kusan, Cantung, Cingal, Tanah Bumbu, dan lain sebagainya. Lalu di Kalimantan Timur kita akan mengenal kerajaan Berau (kelak terbagi menjadi Sambaliung dan Gunung Tabur), Kutai Kertanegara, Pasir, dan juga beberapa kerajaan di kawasan Tanah Tidung.
Kemudian di Sulawesi juga terdapat banyak kerajaan.
Judul : Kerajaan-kerajaan Nusantara Pascakeruntuhan Majapahit: Hikayat dan Sejarahnya
Pengarang : Ivan Taniputera
Penerbit : CV. Gloria
Halaman : 1.658 + hard cover
Harga : Rp. 750.000,-
Bagi negeri kita yang terdiri dari beribu pulau dengan beragam suku bangsa, adat istiadat, dan bahasanya, sejarah lokal sesungguhnya merupakan bagian sejarah nasional yang sangat penting dan tak terpisahkan. Sebelumnya, riwayat berbagai kerajaan di Kepulauan Nusantara pascakeruntuhan Majapahit selaku sejarah lokal masih belum banyak disentuh. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh minim dan terseraknya berbagai sumber sejarah. Dewasa ini, nampak kebangkitan minat masyarakat kita terhadap sejarah, baik umum maupun lokal. Banyak buku kajian sejarah lokal telah ditulis, baik oleh para sejarawan dalam maupun luar negeri. Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap kepustakaan sejarah lokal di negeri kita, dimana seiring dengan tumbuhnya minat masyarakat dan kaum cendekiawan, penulis terdorong merangkum sejarah berbagai kerajaan tersebut,sehingga dapat diperoleh literatur mengenai perkembangan sejarahnya.
Buku ini mencatat riwayat perkembangan berbagai kerajaan mulai dari zaman hikayat/ penuturan lisan hingga tersedianya dokumen-dokumen sejarah, seperti laporan-laporan asing, naskah-naskah perjanjian (korte serta lange verklaring), dan lain sebagainya. Meski disebut "pascakeruntuhan Majapahit" namun batasan ini juga tidak dapat terlalu ketat diikuti. Beberapa kerajaan telah ada sebelum keruntuhan Majapahit, sebagai contoh adalah Kedatuan Luwu, yang ada di Sulawesi Selatan. Pemaparan riwayat ratusan kerajaan tersebut akan dibagi berdasarkan pulau-pulaunya.
Sebagai contoh, di Sumatera kita dapat membaca mengenai tidak hanya kerajaan-kerajaan besar dan telah terkenal saja (seperti Aceh, Asahan, Deli, Langkat, Serdang, Palembang, Jambi, Riau Lingga, Siak Sri Indrapura, dan lain sebagainya), melainkan juga berbagai kerajaan yang kemungkinan jarang terdengar di telinga pembaca, seperti berbagai keuleebalangan di Aceh (seperti Pidie, Samadua, Bloe, Samalanga, dan lain sebagainya). Buku ini mengulas mengenai 86 kerajaan-kerajaan para uleebalang dan masih ditambah lagi kerajaan-kerajaan di Gayo dan Alas. Tidak ketinggalan pula kerajaan-kerajaan di Tanah Simalungun, Karo, Rokan, Batubara, dan lain sebagainya.
Kita akan menapak tilasi pula ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa. Kita akan mengulas sejarah kerajaan-kerajaan besar, seperti Banten, Cirebon, dan Mataram (yang terpecah menjadi Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman). Kendati demikian, kita dapat membaca pula mengenai Kerajaan-kerajaan Sumedang Larang, Blambangan, kadipaten-kadipaten di Madura (Sumenep, Bangkalan, dan Pamekasan), dan kadipaten-kadipaten berumur singkat di kawasan Yogyakarta (Nanggulan serta Kalibawang). Banyak orang melupakan bahwa di Sumenep terdapat kraton atau istana, sebagaimana halnya di Jawa.
Di Pulau Bali kita tidak hanya mendapati riwayat kedelapan kerajaan utama saja (astanegara): Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan; melainkan juga kerajaan Mengwi, Sukawati, Taman Bali, dan Payangan.
Di Kalimantan barat terdapat kerajaan-kerajaan seperti Pontianak, Mempawah, Landak, Sintang, Sukadana, dan lain sebagainya. Kendati demikian, banyak orang melupakan bahwa di Kapuas Hulu juga terdapat kerajaan-kerajaan Bunut, Silat, Suhaid, Piasa, Jongkong, dan lain sebagainya. Selain itu, di Melawi juga terdapat beberapa kerajaan kecil pula. Di Kalimantan tengah terdapat kerajaan Kotawaringin, yang masih berkerabat dengan Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan; bahkan di buku ini juga meriwayatkan beberapa kerajaan pesisir kecil di Kalimantan Selatan, seperti Pagatan, Sambaban, Kusan, Cantung, Cingal, Tanah Bumbu, dan lain sebagainya. Lalu di Kalimantan Timur kita akan mengenal kerajaan Berau (kelak terbagi menjadi Sambaliung dan Gunung Tabur), Kutai Kertanegara, Pasir, dan juga beberapa kerajaan di kawasan Tanah Tidung.
Kemudian di Sulawesi juga terdapat banyak kerajaan.
- Di kawasan Nusa Utara, terdapat kerajaan-kerajaan Siau, Tagulandang, Sangir-Talaud, dan lain-lain.
- Di kawasan Gorontalo terdapat kerajaan-kerajaan Gorontalo, Limboto, Bone, Suwawa, dan lain-lain.
- Di kawasan Sulawesi Tengah terdapat kerajaan-kerajaan Banawa, Palu, Sigi, Dolo, Parigi, Banggai, Tojo, Una-una, dan lain-lain.
- Di kawasan Sulawesi Barat terdapat kerajaan-kerajaan etnis Mandar, yang dikenal sebagai pitu ulunna salu dan pitu baba'na binanga.
- Di kawasan Sulawesi Selatan terdapat kerajaan-kerajaan Gowa, Tallo, Luwu, Soppeng, Wajo, Sidenreng, Rappang, Alitta, dan lain sebagainya.
- Di kawasan Sulawesi Tenggara terdapat kerajaan-kerajaan Konawe, Laiwui, Buton, Muna, Mekongga, dan lain sebagainya.
Di Maluku kita dapat menjumpai kerajaan Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, dan lain sebagainya. Bahkan di Papua juga terdapat kerajaan-kerajaan seperti Kaimana, Sekar, Wertuar, Namatota, Arguni, dan lain sebagainya.
Di Nusa Tenggara Barat juga terdapat banyak kerajaan.
- Di Lombok pernah berdiri kerajaan-kerajaan Pejanggik, Banjar Getas, Mataram Lombok, Singasari Lombok, Kediri, dan lain sebagainya.
- Di Sumbawa pernah berdiri kerajaan-kerajaan Sumbawa, Bima, Dompu, Tambora, Papekat, dan Sanggar.
Di Nusa Tenggara Timur terdapat pula banyak kerajaan.
- Di Flores kita mengenal kerajaan-kerajaan Larantuka, Sikka, Kangae, Nita, Ngada, dan lain sebagainya.
- Di Timor kita mengenal kerajaan-kerajaan Amanuban, Amarasi, Amanatun, Biboki, Insana, Kupang, Mollo, Sonbai, dan lain sebagainya.
- Di Rote-Ndao kita mengenal kerajaan-kerajaan Baa, Bilba, Bokai, Delha, Dengka, dan lain-lain.
- Selain itu masih terdapat lagi kerajaan Alor, Barnusa, Terong, Lamahala, Lohayong, Lamakera, dan lain-lain.
Sebagai pelengkap terdapat pula gambar bendera-bendera dan lambang berbagai kerajaan di kepulauan Nusantara beserta kronologi raja-raja yang memerintah kerajaan-kerajaan tersebut. Buku ini dapat menjadi referensi berharga bagi mereka yang ingin mengenal sejarah daerah masing-masing dan menjadi pelengkap bagi kajian sejarah nasional. Kita dapat menarik pula berbagai pelajaran berharga terkait kejatuhan berbagai kerajaan ke dalam belenggu kolonialisme. Tentunya ini dapat menjadi pelajaran berharga di masa sekarang. Terlepas dari semua hal di atas, buku ini dapat pula menjadi koleksi berharga yang akan semakin bertambah nilainya.
Pemesanan dapat mengirim e-mail ke ivan_taniputera@yahoo.com.
Pemesanan dapat mengirim e-mail ke ivan_taniputera@yahoo.com.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.