sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Friday, December 6, 2013
PERANG ENAM HARI TERNYATA JUGA BERLANGSUNG DI CHINA
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
PERANG ENAM HARI TERNYATA JUGA BERLANGSUNG DI CHINA
Ivan Taniputera
5 Desember 2013
Saya baru saja menonton acara "I Wouldn't Go In There," yang memaparkan mengenai sebuah sekolah berhantu di Hongkong, bernama sekolah Tai Tat. Konon sekolah ini dihantui oleh seorang wanita berpakaian merah. Yang menarik dari acara tersebut adalah tidak terlalu mengumbar sisi mistisnya, melainkan berupaya mencari latar belakang di balik semua itu. Tidak jarang dalam pencarian kebenaran tersebut, diungkapkan sejarah tersembunyi yang tak banyak diketahui orang.
Konon di sekolah "angker" tersebut pernah ada seorang guru yang bunuh diri. Namun catatan kepolisian Hongkong membantah bahwa hal itu pernah terjadi. Dengan demikian, guru yang bunuh diri tersebut hanyalah mitos belaka.
Yang menarik adalah terungkapnya perang selama enam hari melawan Inggris. Latar belakangnya adalah kekalahan Dinasti Qing dalam Perang Candu pertama, sehingga harus menyerahkan Hongkong. Belakangan Inggris meminta wilayah yang lebih luas lagi dan menuntut agar New Territories ditambahkan ke dalam daerah kekuasaan mereka. Kawasan yang diberikan tersebut juga mencakup Desa Ping Shan, yakni lokasi sekolah Tai Tat yang katanya "angker."
Warga desa yang merupakan anggota keluarga Tang mengalami salah paham dan menyangka bahwa Inggris adalah pihak penindas yang akan mempersulit kehidupan mereka. Para anggota keluarga Tang lantas bangkit mengadakan perlawanan selama enam hari pada tahun 1899. Menurut catatan setempat, korbannya mencapai kurang lebih 170 orang. Kendati demikian, catatan pihak Inggris menyatakan tidak ada korban yang jatuh. Mengapa terjadi ketidak-sesuaian ini?
Setelah ditelusuri lebih jauh, kesalah-pahaman ini dapat diluruskan, dan tujuan pemerintah kolonial Inggris sebenarnya adalah menyatukan kedua belah pihak, bukan sebagai penindas. Dicapai kesepakatan antara Inggris dengan pihak keluarga Tang bahwa mereka akan melupakan segenap pertikaian tersebut. Itulah sebabnya, pihak Inggris tidak mencatat adanya korban jiwa. Lambat laun juga tidak banyak orang yang mengingat perang tersebut.
Pada kenyataannya memang ada pemakaman masal bagi korban peperangan selama enam hari tersebut. Dengan demikian Perang Enam Hari ternyata juga terjadi di China.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
China,
Cina,
Sejarah,
Sejarah China,
Tiongkok
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.