sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Thursday, March 20, 2014
Ritual Kum-kum Sinden di Sendang Made
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Ajang untuk Melestarikan Budaya Jawa
Ritual kungkum (berendam) di Sendang Made merupakan ritual yang ditunggu oleh para sinden dan dalang. Pasalnya, ritual yang dihelat setiap setahun sekali tersebut diyakini sebagai acara penobatan bagi para sinden dan dalang serta sebagai ritual untuk obat awet muda.
Nuansa kesenian jawa sangat kental di lokasi Sendang Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang pada Kamis (20/11) siang. Suasana sakral dan khidmat mengiringi langkah para calon sinden dan dalang saat menuju kursi ritual yang disediakan.
Kedatangan 47 calon sinden dan 8 pedalangan ini disambut dengan suara gending jawa yang mendayu-dayu dan diikuti dengan tarian. Ritual Kum-kum di Sendang Drajat tersebut dipercaya dapat memberikan penglarisan bagi para calon sinden untuk mendapatkan order.
Saat proses wisuda berlangsung, muncul salah seorang tokoh desa yang mulai mengambil air dengan gayung. Ritual ini diyakini akan membuat para sinden dan dalang menjadi awet muda. Saat percikan air berkhasiat itu menyentuh kepala mereka, sejumlah pengharapan mulai diucapkan. Usai siraman, para sinden dan dalang ini mendapatkan penyematan dari tokoh yang memimpin proses wisuda.
Ritual mandi air Sendang Drajat juga diyakini dapat membuat suara sinden menjadi lebih merdu. Ritual yang diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan Airlangga ini telah menelurkan berbagai mitos yang seakan-akan selalu menjadi kenyataan. “Ritual ini sangat bermanfaat, selain akan awet muda, kita (sinden) tidak akan pernah sepi order. Dan buktinya, sinden yang pernah mandi di sini, selalu tampak anggun," kata Eni Sulistyowati, perempuan asal Desa Katemas kecamatan Kudu Jombang.
“Yang ikut wisuda ini para calon sinden dan dalang,” jelas Liwon (61), sesepuh Desa Made. Pria berputra 3 ini mengatakan, ritual ini dihelat setiap setahun sekali dan sudah berlangsung selama 6 tahun. Para sinden dan dalang yang mengikuti proses wisuda tidak hanya berasal dari daerah di sekitar Sendang Made. “Tidak hanya dari daerah ini saja, dari daerah lain juga bisa ikut wisuda disini,” ungkap seniman ludruk sejak usia 12 tahun ini.
Ritual kung-kum di Sendang Made merupakan ritual untuk menyelamatkan dan melestarikan budaya jawa. Perkembangan zaman yang diikuti kemajuan teknologi dan informasi diyakini mulai menggerus eksistensi kesenian tradisional di masyarakat. “Budaya jawa sekarang sudah mulai terkikis oleh budaya zaman baru. Nah, acara ini merupakan langkah untuk melestarikan budaya jawa,” tandas Liwon.
Usai acara Wisuda sinden dan dalang, masyarakat Desa Made menggelar acara "Sedekah Desa". Dalam acara ini, masyarakat berduyun-duyun membawa tumpeng untuk acara selamatan di sekitar sendang drajat.
Kedatangan 47 calon sinden dan 8 pedalangan ini disambut dengan suara gending jawa yang mendayu-dayu dan diikuti dengan tarian. Ritual Kum-kum di Sendang Drajat tersebut dipercaya dapat memberikan penglarisan bagi para calon sinden untuk mendapatkan order.
Saat proses wisuda berlangsung, muncul salah seorang tokoh desa yang mulai mengambil air dengan gayung. Ritual ini diyakini akan membuat para sinden dan dalang menjadi awet muda. Saat percikan air berkhasiat itu menyentuh kepala mereka, sejumlah pengharapan mulai diucapkan. Usai siraman, para sinden dan dalang ini mendapatkan penyematan dari tokoh yang memimpin proses wisuda.
Ritual mandi air Sendang Drajat juga diyakini dapat membuat suara sinden menjadi lebih merdu. Ritual yang diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan Airlangga ini telah menelurkan berbagai mitos yang seakan-akan selalu menjadi kenyataan. “Ritual ini sangat bermanfaat, selain akan awet muda, kita (sinden) tidak akan pernah sepi order. Dan buktinya, sinden yang pernah mandi di sini, selalu tampak anggun," kata Eni Sulistyowati, perempuan asal Desa Katemas kecamatan Kudu Jombang.
“Yang ikut wisuda ini para calon sinden dan dalang,” jelas Liwon (61), sesepuh Desa Made. Pria berputra 3 ini mengatakan, ritual ini dihelat setiap setahun sekali dan sudah berlangsung selama 6 tahun. Para sinden dan dalang yang mengikuti proses wisuda tidak hanya berasal dari daerah di sekitar Sendang Made. “Tidak hanya dari daerah ini saja, dari daerah lain juga bisa ikut wisuda disini,” ungkap seniman ludruk sejak usia 12 tahun ini.
Ritual kung-kum di Sendang Made merupakan ritual untuk menyelamatkan dan melestarikan budaya jawa. Perkembangan zaman yang diikuti kemajuan teknologi dan informasi diyakini mulai menggerus eksistensi kesenian tradisional di masyarakat. “Budaya jawa sekarang sudah mulai terkikis oleh budaya zaman baru. Nah, acara ini merupakan langkah untuk melestarikan budaya jawa,” tandas Liwon.
Usai acara Wisuda sinden dan dalang, masyarakat Desa Made menggelar acara "Sedekah Desa". Dalam acara ini, masyarakat berduyun-duyun membawa tumpeng untuk acara selamatan di sekitar sendang drajat.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
Sendang Made
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.