sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Friday, January 11, 2019
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Tikus
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Tikus - Seperti kita ketahui bersama bahwa Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa peningalan yang bisa kita pelajarai sampai saat ini. Diantara beberapa peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut adalah berpua candi. Ada banyak candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang lokasinya tersebar di beberapa daerah, baik di Jawa Timur maupun di daerah yang lainnya. Keberadaan candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini sangat penting sebagai salah satu sumber berita sejarah Kerajaan Majapahit. Maka dari itu, situs-situs arkeologi semacam ini selalu dilindungi untuk menjaga kelestariannya.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Lokasi dan Sejarah Candi Tikus
Candi peninggalan Kerajaan Tikus ini berada di kompleks Trowulan, tepatnya sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Dari candi Bajangratu, kurang lebih sekitar 600 meter. Candi Tikus ini ditemukan kembali pada tahun 1914 setelah sekian tahun terkubur di dalam tanah. Penggalian situs Candi Tikus ini berawal dari laporan dari bupati Mojokerto yaitu R.A.A. Kromojoyo Adinegoro. Laporan dari Mojokerto ini berisi tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekububran rakyat. Sedangkan pemugaran secara keseluruhan pada candi Tikus ini dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan tahun 1985.
Sejarah nama Tikus sendiri berasal dari sebutan yang digunakan masyarakat setempat yang konon katanya ketika ditemukan tempat candi tersebut banyak sarang tikus yang ditemukan. Tentang penemuan Candi Tikus ini, sampai saat ini belum ada data yang diangap valid tentang kapan, untuk ada dan oleh siapa dibangun Candi Tikus tersebut dibangun. Namun demikian, adanya miniatur menara diperkarakan candi ini bisa dikatakan dibangun antara abad ke-13 sampau ke-14 M. Hal ini karena miniatur candi seperti ini biasanya merupakan ciri arsitektur pada masa abad ke-13 sampai dengan abad ke-14.
Bentuk dan Konstruksi Candi Tikus
Jika dilihat dari bentuk dari Candi Tikus, candi ini memiliki bentuk seperti petirtaan. Terkait fungsinya yang dilihat dari bentuknya, masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan para pakar arkeolog. Sebagian pendapat dari pakar menyebutkan bahwa fungsi dari candi ini adalah sebagai petirtaan atau tempat mandi keluarga kerajaan. Namun ada pendapat yang lain menyebutkan bahwa candi tersebut berfungsi sebagai penampungan dan penyaluran air yang digunakan sebagai keperluan penduduk di sekitar Trowulan. Namun demikian ada juga dugaan kuat bahwa candi tersebut juga merupakan tempat pemujaan karena adanya menara yang berbentuk meru.
Struktur Candi Tikus lebih mirip sebagai petirtaan atau pemandian, secara spesifik bentuk Candi Tikus adalah sebuah bangunan yang memiliki kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Bentuk Candi Tikus ini hampir keseluruhan berbentuk persegi dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m yang terbuat dari batu bata merah. Yang paling menarik dari kontruksi bangunan Candi Tikus ini tentu saja dari letak bangunan tersebut yang berada di bawah tanag sekitarnya sekitar 3,5 m.
Hal menarik lain dari konstruksi Candi Tikus ini adalah adanya dua jenis batu bata dengan ukuran yang berbeda-beda. Kaki Candi Tikus disusun menggunakan batu bata merah dengan ukuran yang besar dengan ditutup dengan susunan batu bata merah dengan ukuran yang lebih kecil. Selain kaki bangunan Candi Tikus, pancuran pada Candi Tikus ini juga dibangun atas susunan batu yang berbeda. Yaitu tersusun atas batu bata merah dan batu andesit.
Nah, dari perbedaan struktur bahan bangunan yang digunakan kemudian menimbulkan spekulasi bahwa Candi Tikus dibangun dalam dua tahap. Misalnya pada kaki candi, tahap pertama dibangun menggunakan batu bata dengan ukuran besar dan kemudian dilanjutkan dengan tahap selanjutnya yaitu ditutup dengan batu bata kecil. Jadi bisa disimpulkan, batu bata merah yang lebih besar usianya lebih tua dari pada batu bata yang berukuran lebih kecil.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
Candi Majapahit,
Peninggalan Majapahit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.