sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Monday, January 7, 2019
Debat Kusir Tentang Ayam.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Melihat ayam betinanya bertelur,Baginda tersenyum. Beliau
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa
pertanyaan yang mudah tetapi
memerlukan jawaban yang tepat
dan masuk akal. Barangsiapa
yang bisa menjawab pertanyaan
itu akan mendapat imbalan yang
amat menggiurkan. Satu pundi
penuh uang emas. Tetapi bila
tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi
akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin
mengikuti sayembara itu
terutama orang-orang miskin.
Beberapa dari mereka sampai
meneteskan air liur. Mengingat
beratnya hukuman yang akan
dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah
satu dari para peserta yang amat
sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada
dua. Pertama, jawaban harus
masuk akal. Kedua, peserta
harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan
para peserta sudah siap di depan
panggung. Baginda duduk di
atas panggung. Beliau
memanggil peserta pertama.
Peserta pertama maju dengan
tubuh gemetar. Baginda
bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu,
telur atau ayam?" "Telur." jawab
peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang
mengerami telur itu?" sanggah
Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah
putih seperti kertas. la tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju.
la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya
telur dan ayam tercipta dalam
waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?"
tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur. Bila teiur lebih dahulu
itu juga tidak mungkin karena
telur tidak bisa menetas tanpa
dierami." kata peserta kedua
dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa
bertelur tanpa ayam jantan?"
sanggah Baginda memojokkan.
Peserta kedua bjngung. la pun
dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la
berkata;
"Tuanku yang mulia, sebenarnya
ayam tercipta lebih dahulu
daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata
Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina."
kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina
bisa beranak-pinak seperti
sekarang. Sedangkan ayam
jantan tidak ada." kata Baginda
memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami
sendiri. Lalu menetas dan
menurunkan anak ayam jantan.
Kemudian menjadi ayam jantan
dewasa dan mengawini induknya
sendiri." peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina
mati sebelum ayam jantan yang
sudah dewasa sempat
mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. la
pun dimasukkan ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. la
berkata, "Yang pasti adalah telur
dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis."
kata Baginda ingin tahu "Ayam
bisa mengenal telur, sebaliknya
telur tidak mengenal ayam." kata
Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja
merenung. Kali ini Baginda tidak
nyanggah alasan Abu Nawas.
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa
pertanyaan yang mudah tetapi
memerlukan jawaban yang tepat
dan masuk akal. Barangsiapa
yang bisa menjawab pertanyaan
itu akan mendapat imbalan yang
amat menggiurkan. Satu pundi
penuh uang emas. Tetapi bila
tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi
akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin
mengikuti sayembara itu
terutama orang-orang miskin.
Beberapa dari mereka sampai
meneteskan air liur. Mengingat
beratnya hukuman yang akan
dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah
satu dari para peserta yang amat
sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada
dua. Pertama, jawaban harus
masuk akal. Kedua, peserta
harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan
para peserta sudah siap di depan
panggung. Baginda duduk di
atas panggung. Beliau
memanggil peserta pertama.
Peserta pertama maju dengan
tubuh gemetar. Baginda
bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu,
telur atau ayam?" "Telur." jawab
peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang
mengerami telur itu?" sanggah
Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah
putih seperti kertas. la tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju.
la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya
telur dan ayam tercipta dalam
waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?"
tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur. Bila teiur lebih dahulu
itu juga tidak mungkin karena
telur tidak bisa menetas tanpa
dierami." kata peserta kedua
dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa
bertelur tanpa ayam jantan?"
sanggah Baginda memojokkan.
Peserta kedua bjngung. la pun
dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la
berkata;
"Tuanku yang mulia, sebenarnya
ayam tercipta lebih dahulu
daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata
Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina."
kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina
bisa beranak-pinak seperti
sekarang. Sedangkan ayam
jantan tidak ada." kata Baginda
memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami
sendiri. Lalu menetas dan
menurunkan anak ayam jantan.
Kemudian menjadi ayam jantan
dewasa dan mengawini induknya
sendiri." peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina
mati sebelum ayam jantan yang
sudah dewasa sempat
mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. la
pun dimasukkan ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. la
berkata, "Yang pasti adalah telur
dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis."
kata Baginda ingin tahu "Ayam
bisa mengenal telur, sebaliknya
telur tidak mengenal ayam." kata
Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja
merenung. Kali ini Baginda tidak
nyanggah alasan Abu Nawas.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
cerita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.