sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Friday, June 14, 2019
sejarah perjalanan kitab negarakretagama karya agung mpu prapanca
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Lokasi Ditemukan Kitab Negarakertagama
Kitab Nagarakertagama pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1894 oleh J.L.A. Brandes, seorang ilmuwan Belanda yang mengiringi ekspedisi KNIL di Lombok.
Sejarah Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama atau disebut juga dengan Kakawin Negarakertagama memiliki judul asli Desawarnana, kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca ini merupakan sumber sejarah yang begitu dipercaya. Kitab negarakertagama ini ditulis pada masa kerajaan Majapahit masih berdiri di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara atau dikenal juga dengan nama Hayam Wuruk.
Kitab ini menceritakan banyak hal-hal yang penting yang diantaranya mengenai istilah raja-raja Majapahit, keadaan kota Raja, Candi Makam Raja, upacara Sradha, wilayah Kerajaan Majapahit, negara-ngara bawahan Majapathit dan hal-hal lainnya.
Dari uraian kitab Negarakertagama inilah kita bisa mengetahui asal-usul Kerajaan Majapahit dari pandangan sosial ekonomi, sosial budaya, politik luar ngeri dan dari sisi lainnya secara lebih mendalam. Penelitian mengenai keberadaan Majapahit ini bisa juga ditunjang pada prasasti-prasasti pendukung diantaranya prasasti Bendasari, prasasti Kudadu, prasasti Waringin Pitu, prasasti Trawulan dan prasasti-prasasti lainnya.
Judul kitab atau kakawin ini adalah,kata Negarakertagama memiliki arti “Negara dengan tradisi (Agama) yang suci”. Nama Negarakertagama sendiri tidak ditemukan dalam kakawin Nagarakertagama. Terdapat pada pupuh 94/2, Prapanca menyebutkan ciptaannya Dewacawarnana atau uraian mengenai desa-desa. Akan tetapi, nama yang diberikan oleh pengarangnya itu tersebut terbukti sudah dilupakan oleh banyak orang. Hingga kini kakawin itu biasa disebut sebagai Negarakertagama. Nama Negarakertagama sendiri terdapat pada kolofon yang diterbitkan Dr. J. L. A. Brandes : Negarakertagama Samapta. Ternyata nama Nagakretagama merupakan tambahan penyalin Arthapamasah pada bulan Kartika di tahun saka 1662 tepatnya 20 Oktober 1740 Masehi. Negarakertagama sendiri disalin dengan huruf Bali di Kancana.
Isi Kitab Negarakertagama
Kitab ini menceritakan bagaimana keadaan di keraton Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, seorang raja yang agung di tanah jawa dan juga di Nusantara. Ia mulai bertahta dari tahun 1350 hingga 1389 Masehi, pada puncak kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Bagian yang terpenting dalam isi teks kitab ini yaitu menguraikan daerah-daerah/wilayah kerajaan Majapahit yang harus menyetujui upeti. Negarakertagama ditulis dalam bentuk kakawin atau syair Jawa kuno. Setiap kakawin terdiri dari empat baris, disetiap barisnya terdiri dari delapan sampai 24 suku kata yang disebut matra.
Naskah dari kitab ini terdiri dari 98 pupuh, dan dibagi menjadi 2 bagian yang masing-masingnya terdiri dari dari 49 pupuh. Pada tiap pupuh terdiri dari 1 hingga 10. Dilihat dari segi sudut isinya pembagian pupuh-pupuh ini sudah disusun secara rapi.
Kitab Nagarakertagama pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1894 oleh J.L.A. Brandes, seorang ilmuwan Belanda yang mengiringi ekspedisi KNIL di Lombok.
Sejarah Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama atau disebut juga dengan Kakawin Negarakertagama memiliki judul asli Desawarnana, kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca ini merupakan sumber sejarah yang begitu dipercaya. Kitab negarakertagama ini ditulis pada masa kerajaan Majapahit masih berdiri di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara atau dikenal juga dengan nama Hayam Wuruk.
Kitab ini menceritakan banyak hal-hal yang penting yang diantaranya mengenai istilah raja-raja Majapahit, keadaan kota Raja, Candi Makam Raja, upacara Sradha, wilayah Kerajaan Majapahit, negara-ngara bawahan Majapathit dan hal-hal lainnya.
Dari uraian kitab Negarakertagama inilah kita bisa mengetahui asal-usul Kerajaan Majapahit dari pandangan sosial ekonomi, sosial budaya, politik luar ngeri dan dari sisi lainnya secara lebih mendalam. Penelitian mengenai keberadaan Majapahit ini bisa juga ditunjang pada prasasti-prasasti pendukung diantaranya prasasti Bendasari, prasasti Kudadu, prasasti Waringin Pitu, prasasti Trawulan dan prasasti-prasasti lainnya.
Judul kitab atau kakawin ini adalah,kata Negarakertagama memiliki arti “Negara dengan tradisi (Agama) yang suci”. Nama Negarakertagama sendiri tidak ditemukan dalam kakawin Nagarakertagama. Terdapat pada pupuh 94/2, Prapanca menyebutkan ciptaannya Dewacawarnana atau uraian mengenai desa-desa. Akan tetapi, nama yang diberikan oleh pengarangnya itu tersebut terbukti sudah dilupakan oleh banyak orang. Hingga kini kakawin itu biasa disebut sebagai Negarakertagama. Nama Negarakertagama sendiri terdapat pada kolofon yang diterbitkan Dr. J. L. A. Brandes : Negarakertagama Samapta. Ternyata nama Nagakretagama merupakan tambahan penyalin Arthapamasah pada bulan Kartika di tahun saka 1662 tepatnya 20 Oktober 1740 Masehi. Negarakertagama sendiri disalin dengan huruf Bali di Kancana.
Isi Kitab Negarakertagama
Kitab ini menceritakan bagaimana keadaan di keraton Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, seorang raja yang agung di tanah jawa dan juga di Nusantara. Ia mulai bertahta dari tahun 1350 hingga 1389 Masehi, pada puncak kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Bagian yang terpenting dalam isi teks kitab ini yaitu menguraikan daerah-daerah/wilayah kerajaan Majapahit yang harus menyetujui upeti. Negarakertagama ditulis dalam bentuk kakawin atau syair Jawa kuno. Setiap kakawin terdiri dari empat baris, disetiap barisnya terdiri dari delapan sampai 24 suku kata yang disebut matra.
Naskah dari kitab ini terdiri dari 98 pupuh, dan dibagi menjadi 2 bagian yang masing-masingnya terdiri dari dari 49 pupuh. Pada tiap pupuh terdiri dari 1 hingga 10. Dilihat dari segi sudut isinya pembagian pupuh-pupuh ini sudah disusun secara rapi.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.