sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Tuesday, February 5, 2013
Musa dan Penggembala
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Musa mendengar seorang anak
gembala berdoa disepanjang jalan,
“Ya Allah,
dimanakah Engkau? Aku inghin
membantu-Mu, menjahit sepatu-sepatu-Mu. Aku ingin mencuci pakaian-pakaian-Mu
dan memungut yang jatuh.
Aku ingin membawakan-Mu susu,
menciumi jari jemari dan kaki-Mu yang lembut saat Engkau hendak tidur.
Aku ingin menyapu kamar tidur-Mu
dan menjaganya selalu rapi.
Ya Allah, biri-bibri dan
domba-dombaku semuanya milik-Mu.
Hanya ini yang sanggup aku
katakana, karena aku sungguh merindukan Engkau, aiiiiiiiiiiiiiiiii dan ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.”
Musa sudah tidak tahan
lagi mendengarnya.
Lalu berkata, “Siapa yang kamu
maksudkan, anak gembala?”
“Dia, Yang Maha Esa,
yang menciptakan kita, yang
menciptakan langit dan bumi.”
“Jangan berbicara soal
sepatu dan kaus kaki dengan Allah! Ap pula yang kau maksudkan dengan
jari-jemari dan kaki-Mu yang lembut? Seolah-olah kamu sedang berbicara dengan
paman-pamanmu.
Hanya mahluk hiduplah
yang
Tumbuh berkembang dan membutuhkan
susu.hanya manusia yang mempunyai atau membtuhkan sepatu. Bukan Allah!
Meskipun maksudmu adalah
perwujudan manusiawi Allah, seperti Allah mengatakan,”ketika Aku sakit, dan
kamu tidak mengunjungiku”, inipun tetap sesuatu yang bodoh dan tidak relevan.
Gunakan istilah-istilah yang
tepat. Fatima adalah nama yang tepat untuk
seorang wanita, tetapi jika kamumemanggil seorang pria dengan Fatima,
itu merupakan sebuah cacimaki. Bahasa tubuh, bahasa manusia, itu hanya cocok
untuk kita yang ada ditepi sungai, bukan untuk Sang Maha Murni, bukan untuk
Allah.”
Gembal itu menyesal, merobek
pakaiannya, dan mendesah panjang, lalu pergi berkelana kepadang pasir.
Pewahyuan tiba-tiba
Tampak kepada Musa. Suara Allah :
Engkau telah
memisahkan Aku dari bagian diri-Ku. Bukankah engaku dating sebagai nabi untuk
menyatukan semua yang tererpisah atau sebagai pelayan?
Aku telah memberikan kepada setiap
insane satu cara khusus, yang berbeda dalam memahami, melihat, mengetahui dan
mengatakan pengetahuan ini.
Apa yang tampak salah bagimu,
tampak benar baginya.
Apa yang merupakan racun bagi
seseorang, merupakan madu bagi yang lain.
Kemurnian dan kenajisan,
kemalasan dan ketekunan dalam menyembah, semua itu tiada artinya bagiKu.
Aku terpisah dari semua itu.
Cara-cara penyembahan tidak
bias diukur lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan cara yang lain.
Orang hindu melakukan dengan
cara-cara hindu. Orang-orang muslim Dravidian di India melakukannya menurut
cara-cara mereka sendiri. Semuanya itu merupakan pujian kemuliaan. Semuanya
baik.
Bukan Aku yang dimuliakan
dalam setiap penyembahan.
Mereka yang menyembah, mereka
sendirilah yang dimuliakan.
Aku tidak mendengar apa yang
mereka katakana. Aku hanya memandang kedalam batin manusia.
Kerendahan yang terkuak dan
terbuka adalah realitas apa adanya, bukan bahasa yang diungkapkan. Lupakan cara
bagaimana menggunakan kata-kata! Aku ingin kobaran nyala api.
Pembakaran dirimu.
Jadilah teman
Dengan penghangusan dirimu.
Baker habis pikiran dan wujud-wujud ungkapanmu!
Musa,
Orang-orang yang setia menaati
aturan sikap, aturan berbahasa adalah satu kelompok tersendiri.
Para
pencinta yang
Menyala karena terbakar
cintanya adalah kelompok yang lain.
Jangan membebanni
pajak kepada
Kampung yang hangus karena
terbakar. Jangan menghardik atau mengusik pencinta.
Cara bicaranya yang salah jauh
lebih baik dari ratusan “cara benar” yang dilakukan oleh orang lain.
Di dalam kaaba
Kemanapun arah engkau bersujud
tidak jadi masalah!
Penyelam
samudra tidak membutuhkan sepatu salju!
Agama cinta tidak mempunyai
doktrin atau aturan.
Semata-mata yang ada
hanyalah Allah!
Demikianlah batu merah delima
tidak pernah menggores apapun pada dirinya! Ia tidak membutuhkan tanda pahatan
apapun.
Allah mulai
membicarakan
Misteri-misteri yang lebih
mendalam kepada Musa.
Penglihatan dan bahasa, yang tidak
dapat direkam disini, tertumpah kedalam diri Musa, memenuhinya. Dia telah
menanggalkan dirinya lalu pilang kembali. Dia telah pergi kekeabadian dan
sekarang telah kembali kesini.
Berkali-kali ini telah terjadi.
Betapa bodohnya aku
untuk
Mencoba mengatakn semuanya ini.
Seandainya aku tidak mengatakannya, intelegensi manusiawiku tentu tidak akan
tercabut tumbang. Ia akan menaungi semua pena yang menulis.
Musa pun lari mengejar, mencari
si gembala.
Dia menelusuri jejak-jejak kai
yang membingungkan, ditembat tertentu jejak-jejak kaki gembala itu lurus
seperti sebuah benteng melewati papan catur.
Di tempat lain, jalan-jalan raya,
bagaikan seorang uskup.
Sekarang bergelora bagaikan ombak
yang melompat-lompat, sekarang meluncur deras bagai seekor ikan, dengan kaki
yang selalu meninggalkan jejak dipasir pantai, yag merekam keadaan
pengelanaannya.
Musa akhirnya berhasil menemukan
I gembala.
“sahabatku, saat itu aku salah.
Allah telah menunjukkan kepadaku: tidak ada aturan dalam menyembah-Nya.
Katakana apa saja
Dengan cara apa saja sekehendak
cintamu. Celotehan manismu adalah devosi yang paling dalam. Melalui dirimulah
dunia ini seluruhnya dibebaskan.
Bebaskan lidahmu dan jangan
khawatir apapun yang keluar darinya. Semua itu merupakan cahaya terang jiwa.”
Si gembala menjawab,
“Musa, Musa,
aku
bahkan telah melampaui semuanya itu. Engkau menggunakan cemeti dan kudaku
dengan malu-malu melompat-lompat sendiri. Kodrat Ilahi dan Kodrat Manusiawiku
telah menyatu.
Terberkatilah
lengan dan tanganmu yang menghardik!
Aku tidak dapat mengungkapkan apa
yang telah terjadi.
Yang kukatakan sekarang bukanlah
keadaan diriku yang sebenarnya. Benar-benar seuatu yang tak terkatakan.”
Gembala itu lalu diam membisu.
Bila engkau bercermin,
Engkau melihat dirimu sendiri,
dan bukan keadaan cerminnya.
Periup seruling meniup nafasnya
kedalam seruling, dengan demikian siapakah yang menciptakan bunyi
musiknya?bukan seruling.
Tapi pemain seruling itu!
Kapanpun engkau
mengungkapkan pujian
Atau rasa syukurmu kepada Allah,
lakukanlah selalu dengan kederhanaan gembala tersayang ini.
Ketika engkau akhirnya
Mampu melihat menembus
tirai-tirai tentang keadaan nyata dari segala-sesuatu,
Engkau akan mengtakannya terus
menerus, tanpa akhir,
“ini tentu tidak
seperti yang kita pikirkan.”
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
cerpen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.