sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)
Thursday, January 10, 2019
Umpan.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Seorang pemburu muda
tampak setengah berlari
menuju pepohonan rindang.
Wajahnya menunjukkan
kelelahan yang begitu serius.
Nafasnya masih tersengal.
“Uh, ternyata sulit sekali
memburu macan tutul,”
ucapnya kepada seorang
rekannya yang lebih senior.
“Dengan cara apa kamu
memburu macan tutul?” ucap si
pemburu senior sambil
memperbaiki posisi duduknya di
bawah rindangnya pepohonan
di sebuah tepian hutan.
“Aku terus melacak jejaknya.
Sudah kusiapkan senjata
berjenis jarak jauh yang akurat.
Kalau saja macan itu sudah
kutemukan…,” jelasnya
kemudian.
“Saudaraku, lihatlah di balik
pohon besar itu!” ucap si
pemburu senior sambil
menunjuk sebuah kerangkeng
besi.
Dan betapa terkejutnya si
pemburu muda ketika
mendapati di kerangkeng besi
itu terdapat dua ekor macam
tutul. Ia pun terperangah.
Bagaimana mungkin si pemburu
tua bisa mendapatkan dua ekor
tanpa berpayah-payah
sepertinya?
“Pak tua, dengan senjata apa
kau bisa melumpuhkan dua
macan tutul sekaligus? Padahal,
aku tidak melihat dirimu
berpayah-payah mengejarnya?”
suara si pemburu muda dari
kejauhan. Matanya masih lekat
menatap dua macan tutul itu.
Pemburu tua pun menghampiri
pemburu muda yang masih
terperangah dengan apa yang
ada di hadapannya.
“Saudaraku,” ucapnya sambil
tangan kanannya menepuk
bahu si pemburu muda. “Tidak
semua berburu itu berarti
mengejar,” tambahnya
kemudian.
“Maksudmu?” kilah pemburu
muda sambil sedikit menoleh.
“Tampakkanlah apa yang paling
mereka suka, merekalah yang
akan mengejarmu. Nafsulah
yang membuat mereka menjadi
bodoh, dan tidak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan,” ungkap si
pemburu tua yang disambut
anggukan oleh si pemburu
muda.
**
Kehidupan saat ini sudah
seperti arena perburuan yang
saling berkejaran satu sama lain
untuk memperebutkan
sejumlah kepentingan individu
dan kelompok. Saat itulah,
masing-masing kita menjadi
sangat berwaspada dengan
kelompok atau pihak yang
menampakkan perburuan
terhadap kita.
Tapi berhati-hatilah dengan
permainan jebakan dari pihak
lawan dengan umpan-umpan
yang menggelorakan syahwat
duniawiyah. Karena saat itulah,
nalar dan kewaspadaan kita
berada pada posisi terendah,
sehingga tak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan.
tampak setengah berlari
menuju pepohonan rindang.
Wajahnya menunjukkan
kelelahan yang begitu serius.
Nafasnya masih tersengal.
“Uh, ternyata sulit sekali
memburu macan tutul,”
ucapnya kepada seorang
rekannya yang lebih senior.
“Dengan cara apa kamu
memburu macan tutul?” ucap si
pemburu senior sambil
memperbaiki posisi duduknya di
bawah rindangnya pepohonan
di sebuah tepian hutan.
“Aku terus melacak jejaknya.
Sudah kusiapkan senjata
berjenis jarak jauh yang akurat.
Kalau saja macan itu sudah
kutemukan…,” jelasnya
kemudian.
“Saudaraku, lihatlah di balik
pohon besar itu!” ucap si
pemburu senior sambil
menunjuk sebuah kerangkeng
besi.
Dan betapa terkejutnya si
pemburu muda ketika
mendapati di kerangkeng besi
itu terdapat dua ekor macam
tutul. Ia pun terperangah.
Bagaimana mungkin si pemburu
tua bisa mendapatkan dua ekor
tanpa berpayah-payah
sepertinya?
“Pak tua, dengan senjata apa
kau bisa melumpuhkan dua
macan tutul sekaligus? Padahal,
aku tidak melihat dirimu
berpayah-payah mengejarnya?”
suara si pemburu muda dari
kejauhan. Matanya masih lekat
menatap dua macan tutul itu.
Pemburu tua pun menghampiri
pemburu muda yang masih
terperangah dengan apa yang
ada di hadapannya.
“Saudaraku,” ucapnya sambil
tangan kanannya menepuk
bahu si pemburu muda. “Tidak
semua berburu itu berarti
mengejar,” tambahnya
kemudian.
“Maksudmu?” kilah pemburu
muda sambil sedikit menoleh.
“Tampakkanlah apa yang paling
mereka suka, merekalah yang
akan mengejarmu. Nafsulah
yang membuat mereka menjadi
bodoh, dan tidak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan,” ungkap si
pemburu tua yang disambut
anggukan oleh si pemburu
muda.
**
Kehidupan saat ini sudah
seperti arena perburuan yang
saling berkejaran satu sama lain
untuk memperebutkan
sejumlah kepentingan individu
dan kelompok. Saat itulah,
masing-masing kita menjadi
sangat berwaspada dengan
kelompok atau pihak yang
menampakkan perburuan
terhadap kita.
Tapi berhati-hatilah dengan
permainan jebakan dari pihak
lawan dengan umpan-umpan
yang menggelorakan syahwat
duniawiyah. Karena saat itulah,
nalar dan kewaspadaan kita
berada pada posisi terendah,
sehingga tak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan.
sepatu orthopadi
orthoshoping.com
sepatu untuk koreksi kaki pengkor/ bengkok pada balita
kelainan kaki pada balita
Ads orthoshop
Labels:
Tafakur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.